Rekomendasi Selling Skill Tingkat Lanjut untuk Penjual Masa Kini

Rekomendasi Selling Skill Tingkat Lanjut untuk Penjual Masa Kini

Berbisnis di era digital seperti saat ini membuat penjual harus memiliki selling skill mumpuni. Jika Anda masih berpikir berjualan sebatas menawarkan produk atau jasa, hal tersebut bukan satu-satunya penentu laris tidaknya suatu bisnis. 

Anda juga wajib tahu bagaimana cara membangun koneksi, memahami pembeli, dan memberikan solusi yang bernilai. Bagi penjual masa kini, menguasai selling skill adalah kunci meraih kesuksesan yang dapat meningkatkan penjualan. Berikut lima rekomendasi selling skill tingkat lanjut yang perlu dikuasai oleh para penjual.

Bangun Koneksi Kuat dan Jangka Panjang

Penjualan tidak berhenti saat transaksi selesai. Anda perlu membangun hubungan saling menguntungkan dengan pelanggan untuk relasi jangka panjang. Luangkan waktu mengenal mereka dengan baik, mulai dari memahami kebutuhan dan keinginannya, serta menciptakan hubungan tulus sekaligus personal.

Anda juga membangun kepercayaan dengan memposisikan diri sebagai pendengar yang baik, menunjukkan empati, serta memberikan solusi sesuai kebutuhan mereka. Hubungan kuat dengan pelanggan akan mendorong loyalitas sehingga meningkatkan peluang penjualan berulang.

Pahami Psikologi Pembeli dan Teknik Persuasi

Memahami psikologi pembeli akan membuat mereka berkata ‘ya’ tanpa perlu membujuk. Setiap pembeli punya pola pikir, motivasi, dan proses pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan mempelajari perilaku mereka, Anda dapat mencermati apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. 

Gunakan pengetahuan ini untuk menerapkan teknik persuasi yang tepat. Pelajari teknik persuasi seperti social proof (histeria massa), likeability (kesukaan), reciprocation (timbal balik), dan scarcity (kelangkaan) untuk membangun komunikasi, kepercayaan, dan mendorong mereka mengambil tindakan.

Kuasai Teknik Negosiasi dan Closing

Negosiasi adalah bagian penting proses penjualan. Kuasai teknik negosiasi efektif untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Pelajari cara menawar, membuat proposal yang menarik, dan mengatasi keberatan dengan cara yang profesional.

Sementara itu, closing merupakan momen penting untuk menyelesaikan transaksi. Kuasai teknik closing agar pembeli terdorong segera mengambil keputusan pembelian. Gunakan teknik seperti call to action yang jelas, menawarkan bonus atau insentif, dan menciptakan rasa urgensi.

Manfaatkan Teknologi dan Platform Digital

Teknologi dan platform digital menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan selling skill Anda. Pertama dan terutama tentu saja mempermudah proses penjualan yang membuat produk atau jasa Anda lebih mudah diakses. Maka, penting untuk tetap up-to-date dengan perkembangan teknologi agar bisa memberdayakan platform digital sebagai strategi penjualan.

Media sosial jadi cara jitu membangun hubungan dengan pelanggan, mempromosikan produk atau jasa, dan memperoleh informasi tentang tren serta perilaku pembeli. Jangan lupa terapkan CRM (Customer Relationship Management) yang penting untuk mengelola data pelanggan serta meningkatkan pelayanan.

Fokus pada Solusi dan Nilai Tambah

Pembeli masa kini tidak melulu mencari produk atau jasa karena spesifikasinya. Namun, mereka mencari solusi atas permasalahan yang dialami. Maka, fokuslah pada solusi apa yang bisa Anda berikan dan nilai tambah seperti apa yang mereka peroleh. 

Tunjukkan bagaimana produk atau jasa Anda bisa menyelesaikan masalah tersebut, meningkatkan kualitas hidup, atau mencapai tujuan mereka. Pastikan layani pelanggan sepenuh hati dengan memberi nilai tambah yang membuat bisnis Anda berbeda. Dengan begitu pelanggan merasa dihargai dan mereka terdorong membeli kembali dari Anda.

 

Menjadi penjual yang sukses di era digital butuh lebih dari sekadar menawarkan produk atau jasa. Dengan menguasai selling skill tingkat lanjut, Anda dapat membangun hubungan kuat dengan pelanggan, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan solusi yang bernilai. Bagaimanapun, selling skill mumpuni adalah investasi jangka panjang yang membuat Anda lebih kompetitif dalam persaingan bisnis sekaligus jalan menuju kesuksesan di masa depan.

Consultative Selling: Pengertian hingga Strategi Jitu untuk Menerapkannya

Consultative Selling: Pengertian hingga Strategi Jitu untuk Menerapkannya

Teknik penjualan memiliki banyak ragam, dan salah satu yang menarik adalah consultative selling alias penjualan konsultatif. Apa saja manfaat yang bisa didapat dengan menerapkan teknik ini? Lalu, bagaimana strategi jitu penerapannya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan penjualan konsultatif itu. Simak uraian lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Consultative Selling?

Consultative selling adalah salah satu faktor pembeda dalam ketatnya persaingan bisnis di era sekarang. Menurut toffeedev, penjualan konsultatif berkaitan erat dengan teknik penjualan yang fokus pada kebutuhan konsumen.

Teknik ini sangat penting untuk diterapkan, karena brand Anda bisa mendapat loyalitas konsumen setelah Anda memberikan bantuan untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan mereka.

Di sisi lain, consultative selling juga bisa diartikan sebagai bentuk pendekatan dalam jual-beli yang menekankan dialog mendalam dengan calon pelanggan. Dari sini, tim penjualan akan tahu informasi seputar kebutuhan mereka, sehingga bisa segera menyesuaikan.

Sederhananya, penjualan konsultatif adalah teknik penjualan yang dilakukan dengan memberikan layanan konsultasi kepada calon pelanggan. Artinya, hubungan antara penjual dengan pembeli tidak sekadar untuk transaksi, tetapi juga saling bertukar pikiran guna mendapat nasihat, saran, maupun yang lainnya.

Teknik ini sangat relevan dalam aktivitas jual-beli modern. Jika di era sekarang Anda hanya mengandalkan teknik penjualan konvensional, maka Anda akan sangat ketinggalan.

Manfaat Consultative Selling

Dalam dunia marketing, teknik penjualan konsultatif memiliki beberapa manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Membangung Hubungan Jangka Panjang

Proses penjualan konsultatif pada dasarnya memang tidak sekadar fokus pada tahapan closing. Namun, ada hal yang jauh lebih penting dibanding itu, yakni membangun hubungan baik dalam jangka yang panjang.

Jika hanya fokus pada closing, maka pelanggan tidak akan ‘terikat’ dengan Anda. Bisa jadi ia hanya akan melakukan sekali transaksi, kemudian hilang entah ke mana.

Namun dengan teknik penjualan konsultatif, Anda bisa mendapat closing serta loyalitas pelanggan. Kemungkinan besar ia tidak hanya akan melakukan sekali transaksi, tetapi juga berlanjut ke transaksi-transaksi selanjutnya.

Consultative selling akan membuat pelanggan semakin paham terhadap produk yang ditawarkan. Bahkan, mereka juga akan mendapat berbagai masukan untuk menghadapi permasalahan yang dialami. Hal ini tentunya memperbesar peluang bagi penjual untuk mendapat pelanggan setia dan potensial.

2. Memberikan Pengalaman yang Baik bagi Pelanggan

Pelanggan yang sekadar membeli produk jelas tidak akan mendapat pengalaman apa pun, kecuali proses transaksi jual-beli seperti biasa. Namun dengan consultative selling, seorang pelanggan akan mendapat pengalaman berbeda yang lebih menarik.

Ia akan merasa lebih dihargai secara personal. Selain itu, ia juga akan mendapat informasi lebih lanjut dari sekadar yang diharapkan. Hal ini tentunya akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi mereka dalam melakukan transaksi jual-beli.

3. Jadi Sarana Diferensiasi dengan Kompetitor

Kompetitor dalam dunia bisnis itu sangat banyak. Jika Anda melakukan pendekatan yang sama dalam menawarkan produk, maka akan sangat sulit mendapatkan pelanggan—apalagi yang setia. Oleh sebab itu, diperlukan diferensiasi dalam menerapkan teknik penjualan.

Consultative selling menjadi salah satu contohnya. Dengan teknik ini, Anda bisa memberikan layanan yang berbeda dari yang lainnya. Sesuatu yang berbeda sudah pasti lebih menarik dan lebih mampu memikat banyak perhatian, termasuk dari para pelanggan. 

Strategi Penerapan Consultative Selling

Setelah tahu betapa penting dan bermanfaatnya teknik penjualan konsultatif ini, Anda juga perlu memahami kiat dan strategi untuk menerapkan teknik ini dalam upaya marketing. Berikut beberapa di antaranya!

1. Mendalami Kebutuhan dengan Menjadi Pendengar yang Baik

Untuk sukses menjalankan teknik penjualan konsultatif, Anda tidak boleh mendominasi dalam berkomunikasi. Namun, jadilah seorang pendengar yang baik, sehingga bisa memahami permasalahan yang dialami calon pelanggan. Posisikan diri Anda sebagai seorang konsultan, bukan sekadar marketer.

2. Menghindari Metode Hard Selling, Fokus Pada Nilai Produk

Metode hard selling dalam penjualan itu dapat dimaknai sebagai metode yang penuh penekanan. Penerapan metode ini cenderung mendorong calon pelanggan untuk membeli produk yang sedang ditawarkan.

Nah, dalam teknik consultative selling, hal ini harus dihindari. Anda cukup fokus menjelaskan nilai-nilai yang ada pada produk yang ditawarkan sebagai upaya mengatasi masalah yang dialami calon pelanggan.

3. Ciptakan Kesan yang Menyenangkan

Mengingat penjualan konsultatif merupakan teknik yang akan berkesinambungan ke depannya, maka Anda perlu memberikan kesan yang menyenangkan kepada calon pelanggan. Hal ini akan membuat mereka nyaman untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan Anda.

Salah satu cara menciptakan kesan tersebut ialah dengan memberikan senyuman saat pertama kali bertemu, tidak mengintimidasi, ramah dan sesekali melemparkan candaan, serta yang paling penting ialah menjadikan komunikasi tersebut seolah sebagai komunikasi antar-teman, bukan antara penjual dan pelanggan.

4. Rajin Follow-Up dan Memberi Dukungan Pelanggan untuk Mempertahankan Hubungan

Selanjutnya, pertahankan hubungan baik Anda dengan pelanggan dengan rajin melakukan follow-up. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui kontak pelanggan dan beberapa informasi dasar lainnya.

Dari situ, Anda bisa merajut kembali komunikasi. Tanyakan kabar, ucapkan selamat ulang tahun, berikan motivasi dan informasi menarik, juga hal-hal lainnya. Namun, semua itu harus dilakukan dalam jumlah yang terukur atau secukupnya, jangan sampai berlebihan.

5. Kisahkan Cerita Sukses dan Berikan Solusi yang Relevan

Dalam upaya mempromosikan produk kepada calon pelanggan, teknik consultative selling dapat dilakukan dengan memberikan cerita sukses dari orang-orang dalam mengatasi masalah serupa. Dari situ, Anda bisa masuk memberikan solusi dengan produk yang Anda tawarkan.

Untuk dapat melakukan hal tersebut, Anda perlu memiliki pemahaman yang baik dan mendalam terkait produk yang ditawarkan. 

6. Bangun Kepercayaan Berbasis Pengetahuan

Dalam menjalankan consultative selling, Anda juga harus membangun kepercayaan calon pelanggan. Hal ini bisa dilakukan dengan basis pengetahuan, sehingga calon pelanggan tidak akan memiliki keraguan terhadap berbagai informasi yang Anda sampaikan.

Oleh sebab itu, Anda harus mempelajari beragam masalah yang kerap dialami calon pelanggan dan berhubungan dengan produk yang Anda tawarkan.

7. Ambil Kendali Atas Percakapan

Terakhir, ambillah kendali atas percakapan yang dilakukan dengan calon pelanggan. Namun, jangan sampai terlalu mendominasi. Pastikan calon pelanggan tetap memiliki kesempatan untuk menceritakan keluh kesah terkait permasalahan yang dihadapi, dan Anda menempatkan diri sebagai konsultan yang penuh empati.

Mengambil kendali atas percakapan berarti Andalah yang menentukan ke mana arah percakapan tersebut akan dibawa.

Mengingat peran Anda adalah sebagai seorang penjual yang sedang menerapkan teknik penjualan konsultatif, bawalah percakapan ke arah proses transaksi. Jangan justru menjadi ajang curhat belaka yang tak memberikan keuntungan apa-apa bagi Anda.

Itulah uraian lengkap mengenai consultative selling, meliputi pengertian, manfaat, serta strategi untuk menerapkannya. Setelah tahu semuanya, juga memahami betapa pentingnya teknik penjualan ini, kini Anda bisa mulai mencoba menerapkannya guna meningkatkan penjualan produk dalam usaha Anda.

Pastikan Anda melakukan proses ini secara sabar, karena consultative selling bukanlah teknik instan yang dapat langsung dirasakan hasilnya.

Mengubah Pembeli Menjadi Pelanggan Setia dengan Design Thinking

Mengubah Pembeli Menjadi Pelanggan Setia dengan Design Thinking

Pengalaman pelanggan merupakan faktor kunci yang membedakan suatu perusahaan dari para pesaingnya. Dalam hal ini, design thinking merupakan metode yang bisa membantu Anda meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengubah mereka dari sekadar pembeli, menjadi pelanggan setia. 

Artikel ini akan menjelaskan lebih jauh tentang metode ini dan apa manfaatnya untuk pelanggan. 

Apa Itu Design Thinking?

Metode ini merupakan proses kreatif yang fokus pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pengguna, mengidentifikasi masalah, dan menciptakan solusi inovatif. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan memberikan keunggulan yang kompetitif bagi bisnis Anda sehingga bisnis akan lebih berkembang dan menguntungkan.

Tahapan Design Thinking dalam Pengalaman Pelanggan

Berikut lima tahapan metode design thinking yang bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Berikut ini penjelasannya.

Empati

Perusahaan berusaha memahami secara mendalam kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara, survei, observasi, dan interaksi langsung dengan pelanggan. 

Definisi Masalah

Setelah memahami kebutuhan pelanggan, langkah berikutnya adalah mendefinisikan masalah yang dialami. Langkah ini melibatkan mengumpulkan gagasan dari tahap  empati dan merumuskan masalah spesifik yang perlu diatasi.

Ideasi

Pada tahap ini, tim kreatif menghasilkan berbagai ide solusi untuk mengatasi masalah yang telah dirumuskan dalam tahap sebelumnya. Tahapan ini mendorong pemikiran bebas dan inovatif yang bisa dikerjakan di tahap berikutnya.

Prototipe

Ide-ide yang dihasilkan pada tahap ideasi kemudian dikembangkan menjadi prototipe. Prototipe merupakan versi sederhana dari solusi yang diusulkan yang memungkinkan tim untuk menguji dan memvalidasi konsep sebelum diimplementasikan sepenuhnya.

Pengujian

Pada tahap terakhir ini, prototipe diuji oleh pengguna untuk mendapatkan umpan balik. Berdasarkan umpan balik ini, perusahaan dapat membuat penyesuaian dan perbaikan sebelum prototipe diluncurkan ke pelanggan.

Manfaatnya untuk Pengalaman Pelanggan

Dengan menerapkan metode ini, ada beberapa manfaat yang akan dirasakan baik oleh pebisnis maupun pelanggan. Berikut ini beberapa di antaranya.

Memahami Pelanggan 

Dalam metode ini, pelanggan adalah pusat proses inovasi. Jadi, perusahaan dapat memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan lebih baik. Hal ini dapat mendorong perusahaan untuk meluncurkan produk atau jasa yang benar-benar tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Melahirkan Solusi Inovatif

Metode ini juga mendorong pemikiran kreatif yang menghasilkan solusi inovatif dan relevan dengan kebutuhan pelanggan. Jadi, produk yang dihasilkan tidak akan sia-sia dan lebih tepat sasaran.

Perbaikan Berkelanjutan

Dengan selalu berinovasi dan belajar dari umpan balik yang diberikan oleh pelanggan, perusahaan dapat terus berkembang dan memperbaiki layanan. Sehingga, kepuasan pelanggan juga akan ikut meningkat karena mereka menyaksikan sendiri bagaimana perbaikan terus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan umpan balik mereka.

Keterlibatan Pelanggan

Metode ini dapat melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan solusi. Dengan mengajak pelanggan untuk terlibat dalam proses tersebut, maka seiring waktu akan meningkat pula kepercayaan dan loyalitas mereka. 

Design Thinking merupakan alat atau metode yang sangat efektif untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Dengan mengikuti setiap tahapannya, perusahaan dapat menciptakan solusi yang relevan dan inovatif. Solusi inilah yang nantinya dapat membantu memenuhi kebutuhan pelanggan. 

Dalam dunia bisnis yang makin fokus pada pengalaman dan kepuasan pelanggan, metode ini dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan. 

Tips & Strategi Membangun Budaya Customer Centric untuk Kemajuan Bisnis

Tips & Strategi Membangun Budaya Customer Centric untuk Kemajuan Bisnis

Strategi jitu menjadi kunci penting agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan. Salah satunya adalah lewat penerapan kebijakan yang berpusat pada pelanggan atau dikenal dengan istilah customer centric. Namun, bagaimana upaya yang tepat dalam menerapkannya?

Untuk membantu Anda dalam mengimplementasikan strategi yang berpusat pada pelanggan secara tepat, simak pembahasannya berikut, ya.

Kenapa Perlu Bangun Budaya Customer Centric?

Anda mungkin berpikir, kenapa harus menerapkan budaya customer centric sebagai strategi bisnis? Alasan utamanya adalah karena strategi ini memberikan dampak positif untuk bisnis dalam jangka panjang. 

Budaya customer centric dapat mendorong tingginya angka kepuasan pelanggan. Perusahaan pun bisa menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Hal ini kemudian mendorong konsumen untuk loyal membuat mereka terus melakukan retensi pembelian.

Strategi Membangun Budaya Customer Centric

Dengan manfaat yang begitu penting, bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk dapat menerapkan budaya yang berpusat pada pelanggan? Ada 7 tips yang bisa Anda terapkan, yakni:

1. Lakukan Riset Mendalam tentang Pelanggan

Budaya yang berpusat pada pelanggan bisa Anda terapkan kalau mempunyai pengetahuan secara menyeluruh terkait karakteristik mereka. Oleh karena itu, kenali mereka. Caranya, Anda bisa menjalankan survei atau riset secara mendalam sehingga mendapatkan data terkait gambaran karakteristik para pelanggan.

2. Bentuk Tim Khusus untuk Penanganan Pelanggan

Budaya customer centric dapat Anda terapkan dengan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Anda bisa melakukannya dengan menyiapkan tim khusus yang menangani para pelanggan. Bukan hanya customer support, tetapi Anda juga perlu menyiapkan frontliner yang siap melayani pelanggan dengan ramah. 

3. Manfaatkan Data Pelanggan

Data pelanggan sangat penting dan bisa Anda manfaatkan untuk memajukan bisnis. Oleh karena itu, susun data pelanggan secara rapi dan selanjutnya lakukan pemanfaatan data tersebut dengan optimal. 

Ada berbagai upaya dalam pemanfaatan data yang bisa dilakukan. Di antaranya adalah menggunakannya sebagai sarana memahami kondisi pasar, melakukan segmentasi pelanggan, maupun menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

4. Berikan Pelayanan yang Personal

Upaya dalam meningkatkan budaya yang terpusat pada pelanggan selanjutnya adalah dengan menyediakan layanan yang personal. Layanan seperti ini membuat pelanggan menjadi lebih dihargai dan bisa menjadi nilai lebih yang tak didapatkan di tempat lain.

5. Hadirkan Solusi kepada Pelanggan

Sebagai bisnis yang berpusat pada pelanggan, Anda perlu mengetahui kebutuhan mereka. Selanjutnya, Anda dapat menawarkan solusi yang tepat untuk kebutuhan maupun permasalahan yang mereka hadapi. 

Solusi tersebut tidak harus selalu mendorong pelanggan untuk melakukan transaksi. Jadi, jangan berupaya untuk memaksakan kepada pelanggan kalau produk yang Anda tawarkan merupakan solusi untuk segala permasalahan mereka. 

6. Cermati Feedback Pelanggan

Budaya customer centric bisa Anda terapkan dengan selalu memberi perhatian kepada pelanggan. Apalagi kalau mereka memberikan kritik, saran, ataupun masukan. Anda perlu memperhatikan apa yang mereka sampaikan dengan cermat. 

Kritik, masukan, maupun saran merupakan salah satu bentuk perhatian pelanggan terhadap bisnis Anda. Kalau Anda mencermatinya dengan baik, maka pelanggan akan merasa mereka diperhatikan dan didengarkan. 

7. Evaluasi Berkala

Tips terakhir yang perlu menjadi perhatian dalam implementasi budaya customer centric adalah dengan melakukan evaluasi berkala. Gunakan berbagai informasi sebagai bahan evaluasi, termasuk di antaranya adalah data pelanggan, ataupun kritik, saran, dan masukan mereka sampaikan. 

Itulah 7 tips yang bisa menjadi upaya dalam membangun budaya yang berpusat pada pelanggan. Lakukan upaya tersebut dengan konsisten, maka Anda akan bisa merasakan manfaat positifnya bagi bisnis.

Kunci Sukses di Era Digital: Pentingnya Creative Thinking dalam Pemasaran

Kunci Sukses di Era Digital: Pentingnya Creative Thinking dalam Pemasaran

Era digital dipenuhi dengan informasi yang berlimpah. Konsumen dibanjiri dengan iklan dari berbagai platform, mulai dari media sosial hingga email. Untuk dapat menonjol di antara lautan konten tersebut, perusahaan perlu menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menarik. 

Creative thinking memungkinkan Anda untuk menciptakan kampanye yang tidak hanya mencuri perhatian tetapi juga meninggalkan kesan mendalam.

Tentang Elemen Kunci Creative Thinking

Creative thinking adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan dilatih. Dalam konteks pemasaran, elemen-elemen kunci berikut sangat penting untuk menciptakan ide-ide inovatif dan orisinal yang dapat membantu perusahaan menonjol di pasar yang kompetitif.

  • Observasi dan Analisis

Memahami tren, perilaku konsumen, dan kompetitor adalah langkah awal dalam berpikir kreatif. Melalui pengamatan yang cermat, Anda dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan yang ada di pasar.

  • Curiosity (Rasa Ingin Tahu)

Rasa ingin tahu yang kuat mendorong Anda untuk terus mencari tahu mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diubah atau ditingkatkan. Bertanya “mengapa” dapat membuka peluang baru untuk inovasi.

  • Fleksibilitas

Di era digital yang dinamis, kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan adalah kunci. Fleksibilitas memungkinkan Anda untuk merespons tren baru dengan cepat dan efektif.

  • Imajinasi

Imajinasi membantu dalam menciptakan gambaran yang jelas tentang bagaimana sebuah kampanye akan terlihat dan dirasakan oleh konsumen.

  • Risk-Taking (Pengambilan Risiko)

Tidak takut untuk mengambil risiko dan mencoba ide-ide yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Pengambilan risiko yang cerdas dapat menghasilkan inovasi yang signifikan.

Mengapa Creative Thinking Penting dalam Pemasaran?

Dengan berpikir kreatif, Anda dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi konsumen. Ini bisa berupa konten yang lebih informatif dan menghibur, produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen, atau layanan yang lebih personal dan responsif. Nilai tambah ini tentu dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.

Creative thinking tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Dengan terus menciptakan ide-ide baru dan beradaptasi dengan perubahan pasar, perusahaan dapat tetap relevan dan kompetitif, serta mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Strategi untuk Menerapkan Creative Thinking dalam Pemasaran

Menerapkan creative thinking dalam pemasaran memerlukan pendekatan yang terstruktur dan strategi yang tepat. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan berpikir kreatif dalam kegiatan pemasaran. 

  • Mengadakan Sesi Brainstorming Rutin

Jadwalkan sesi brainstorming secara rutin dengan tim pemasaran untuk mendorong munculnya ide-ide baru. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan terbuka, di mana setiap anggota tim merasa bebas untuk berbagi ide tanpa takut dihakimi.

  • Mendorong Eksplorasi dan Eksperimen

Buat proyek eksperimental kecil untuk menguji ide-ide baru tanpa risiko besar. Jangan takut untuk mencoba, gagal, dan memperbaiki. Proses ini dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

  • Memanfaatkan Teknologi dan Alat Kreatif

Gunakan teknologi terbaru seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan pengalaman pemasaran yang unik.

  • Mengikuti Tren dan Inovasi Industri

Lakukan riset pasar secara berkala untuk memahami tren terbaru dan perubahan preferensi konsumen. Pelajari kampanye pemasaran dari perusahaan lain, terutama yang berhasil mencuri perhatian publik, guna mendapatkan inspirasi dan ide.

  • Membangun Budaya Kreativitas

Ciptakan budaya kerja yang fleksibel dan mendukung eksplorasi ide, termasuk fleksibilitas waktu dan ruang kerja. Berikan pula penghargaan dan pengakuan untuk ide-ide kreatif yang berhasil diimplementasikan.

Tantangan dalam Mengadopsi Creative Thinking

Meskipun creative thinking sangat penting dalam pemasaran, mengadopsinya dalam organisasi bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh perusahaan ketika mencoba menerapkan berpikir kreatif, di antaranya;

  • Budaya organisasi yang kaku. Beberapa organisasi memiliki budaya yang kaku dan hierarkis, sehingga dapat menghambat munculnya ide-ide kreatif.
  • Ketakutan akan kegagalan. Ini dapat menghambat kreativitas karena karyawan mungkin ragu untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.
  • Kurangnya keterampilan dan pengetahuan. Tim pemasaran bisa saja kekurangan keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide kreatif.
  • Keterbatasan anggaran dan sumber daya. Implementasi ide-ide kreatif sering kali membutuhkan anggaran dan sumber daya yang signifikan, yang mungkin tidak selalu tersedia.

Mengadopsi creative thinking dalam pemasaran memang penuh tantangan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi sehingga perusahaan dapat lebih mudah mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide inovatif. Bagaimana pun, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam tim pemasaran adalah investasi yang sangat berharga untuk kesuksesan jangka panjang.

Strategi Consultative Selling: Kunci Sukses Mengembangkan Bisnis

Strategi Consultative Selling: Kunci Sukses Mengembangkan Bisnis

Menjual produk secara konvensional bukan lagi satu-satunya metode penjualan yang berlaku. Consultative selling menawarkan teknik penjualan di mana penjual berfokus pada membangun relasi dan kepercayaan. Penjual lebih fokus pada menampung suara dan kebutuhan calon pelanggan sebelum menawarkan produk sebagai solusinya.

Consultative selling berbeda dari transactional selling; yang pertama fokus pada membangun koneksi dan kepercayaan, sedangkan yang kedua fokus pada menjual secara langsung. Saat ini, metode consultative semakin banyak diadopsi karena banyak keuntungannya.

Keuntungan Menerapkan Consultative Selling 

Consultative selling membantu dalam mengarungi dunia penjualan yang semakin kompetitif. Di era digital yang memberi konsumen banyak pilihan, metode yang berfokus pada kebutuhan pelanggan seperti ini akan memberi nilai tambah. Calon pelanggan pun lebih mudah percaya pada Anda.

Metode konsultatif juga cocok untuk menarik pelanggan baru sambil mempertahankan yang lama. Penjual yang berhasil menciptakan kepercayaan calon pelanggan lebih mungkin menghasilkan transaksi. Memahami kebutuhan pelanggan juga membantu penjual dalam menciptakan loyalitas.

Langkah Menerapkan Consultative Selling 

Bagaimana caranya menerapkan consultative selling agar Anda bisa sukses mendapat pelanggan baru serta membangun loyalitas?

Metode ini menuntut keahlian seperti kreativitas dan kemampuan berempati, tetapi secara umum, Anda bisa melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Kenali karakteristik dan kebutuhan calon pembeli

Metode konsultatif bergantung pada kemampuan penjual memahami kebutuhan calon pembeli. Anda bisa mencari tahu apa yang calon pembeli inginkan atau butuhkan, sesuai aktivitas dan identitas mereka.

Misalnya, jika Anda menjual air fryer rendah watt, Anda bisa menawarkannya pada orang yang sedang berusaha menjalani gaya hidup sehat, ingin menghemat penggunaan minyak, atau tinggal di tempat kos atau apartemen dan tidak ingin memasak secara repot.

  • Ciptakan kepercayaan lewat kepakaran

Consultative selling juga menciptakan kepercayaan lewat posisi penjual sebagai “pakar”. Anda harus menunjukkan bahwa Anda sangat memahami produk terkait kebutuhan si calon pelanggan. Orang cenderung lebih yakin untuk membeli suatu produk jika mereka percaya pada penjelasan atau kepakaran sang penjual.

  • Hindari langsung melakukan hard selling

Melakukan hard selling secara langsung berpotensi membuat calon pelanggan menjauh atau kurang tertarik. Anda harus mengatur strategi untuk bersabar dan lebih mendahulukan gaya komunikasi empatik. Posisikan diri sebagai pendengar yang berusaha memahami kebutuhan atau keinginan si calon pelanggan.

  • Seimbangkan pertanyaan dengan diskusi dan wawasan

Dalam consultative selling, penjual bukan satu-satunya orang yang “berbicara”. Anda bisa mengajak calon pelanggan untuk berdiskusi dan berbagai pengetahuan seputar produk. Orang cenderung lebih terbuka dan mudah diyakinkan jika mereka bisa berperan aktif dalam pembicaraan.

  • Gunakan keahlian mendengar aktif

Keahlian mendengar aktif sangat penting dalam metode penjualan konsultatif. Anda tidak hanya “mendengar” perkataan calon pelanggan, tetapi juga berusaha memahami sudut pandang, pemikiran, dan sentimen mereka. Anda juga harus menunjukkan respons yang tepat terhadap setiap perkataan atau pertanyaan.

Dengan mengasah kemampuan mendengar aktif, Anda bisa membangun koneksi yang lebih erat dengan calon pelanggan. Menjual produk pun jadi lebih mudah.

  • Buka diri terhadap feedback calon pembeli

Berbeda dari metode penjualan konvensional atau transaksional, penjual bukan satu-satunya pihak yang bisa “berbicara”. Calon pelanggan pun diajak untuk ikut aktif dalam proses diskusi. Anda bisa mendorong mereka untuk berbagi pemikiran, opini, dan pengalaman.

Feedback dari pelanggan dapat meningkatkan keunggukan Anda sebagai penjual. Selain mendapat insight baru tentang mereka, Anda bisa membuat calon pelanggan merasa lebih antusias. Pandangan mereka terhadap penjual pun akan lebih positif sehingga Anda bisa lebih mudah menjual produk.

Metode penjualan konsultatif menempatkan calon pelanggan di posisi yang sama pentingnya dengan penjual. Selain diskusi timbal balik, penjual bisa menciptakan antusiasme lewat empati dan kemampuan mendengar aktif. Terapkan consultative selling sebagai strategi ampuh untuk meningkatkan penjualan Anda.

Digital Marketing 101: Panduan Lengkap untuk Sukses di Era Digital

Digital Marketing 101: Panduan Lengkap untuk Sukses di Era Digital

Dalam era digital seperti sekarang ini metode pemasaran telah mengalami banyak perubahan. Digital marketing atau pemasaran digital telah menjadi elemen kunci dalam strategi bisnis untuk mencapai dan berinteraksi dengan audiens yang lebih luas.

Metode ini bukan hanya sekadar memindahkan metode pemasaran tradisional ke platform  digital. Ada beragam teknik dan strategi yang perlu diterapkan agar kampanye dapat berjalan dengan efektif dan menguntungkan bisnis Anda.

Artikel ini akan membahas lengkap apa itu digital marketing dan pentingnya metode pemasaran ini untuk pebisnis besar maupun kecil.

Apa Itu Digital Marketing?

Digital marketing atau pemasaran digital adalah proses promosi atau penjualan produk maupun jasa melalui media digital. Metode ini mencakup berbagai teknik dan strategi seperti pemasaran media sosial, iklan berbayar (PPC), optimasi mesin pencari (SEO), pemasaran konten, email marketing, dan banyak lagi. 

Setiap teknik yang digunakan dalam metode pemasaran ini memiliki peran penting dalam menciptakan strategi pemasaran yang efektif. Karena itulah, para pemasar maupun pebisnis di era digital ini sangat disarankan untuk memahami dan mempelajari metode pemasaran digital. 

Mengapa Perlu Menguasai Digital Marketing?

Di era digital seperti sekarang ini, pemasaran digital menjadi metode penting agar bisnis bisa bertahan. Berikut ini beberapa alasan mengapa pemasaran digital sangat penting untuk bisnis. 

Akses ke Audiens yang Lebih Luas

Salah satu keunggulan utama pemasaran digital adalah kemampuannya untuk menjangkau audiens global. Platform digital seperti media sosial, mesin pencari, dan email memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pesan mereka kepada audiens seluas mungkin. 

Internet yang mudah diakses memungkinkan bisnis kecil memiliki peluang untuk menjangkau lebih banyak pelanggan potensial. Jadi, metode ini akan memungkinkan bisnis kecil melakukan ekspansi pasar yang lebih luas dan beragam.

Biaya Pemasaran yang Efektif

Metode digital marketing ini lebih efektif biaya jika dibandingkan dengan metode tradisional seperti iklan cetak, televisi, billboard, dan lain-lain. Metode SEO dan pemasaran melalui media sosial bisa dilakukan dengan biaya yang relatif rendah, tetapi memberikan hasil yang cukup signifikan. 

Selain itu, ada fitur PPC atau Pay-Per-Click yang memberikan biaya iklan yang lebih terkendali. Pasalnya, perusahaan hanya perlu membayar ketika pengguna benar-benar mengklik iklan mereka.

Pengukuran dan Analisis

Salah satu keuntungan utama dari digital marketing adalah kemampuan mengukur dan menganalisis kinerja setiap kampanye dengan rinci. Jadi, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa efektif kampanye yang mereka lakukan secara real-time dan menyesuaikan kampanye agar mendapatkan hasil yang lebih efektif.

Interaksi dengan Pelanggan

Pemasaran digital tidak hanya tentang menyampaikan pesan, tapi juga membangun hubungan dan interaksi langsung dengan pelanggan. Platform seperti media sosial, blog, dan email marketing memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi secara langsung dengan audiens. Hal ini dapat membantu meningkatkan pengalaman pelanggan dan membangun loyalitas konsumen.

Beragam Teknik Utama Pemasaran Digital

Ada beragam teknik utama dalam pemasaran digital yang umum dilakukan. Berikut ini beberapa diantaranya:

Search Engine Optimization (SEO)

SEO merupakan proses meningkatkan visibilitas website di hasil pencarian mesin pencari seperti Google. Dengan menggunakan SEO, Anda bisa memastikan website perusahaan berada di halaman pertama mesin pencari sehingga meningkatkan kemungkinan dikunjungi target audiens.

Content Marketing

Content marketing adalah pemasaran yang fokus pada pembuatan dan distribusi konten yang bernilai dan relevan untuk menarik audiens target. Dengan konten yang menarik dan bernilai, audiens akan merasa konten Anda penting dan layak untuk dibaca atau diikuti. Hal ini membuat brand Anda terlihat lebih terpercaya.

Social Media Marketing

Sesuai dengan namanya, teknik ini menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan produk atau jasa. Beberapa jenis media sosial yang digunakan meliputi Instagram, Twitter, Facebook, dan lain-lain.

Pay-Per-Click Advertising

Selanjutnya ada juga PPC Advertising, yaitu metode yang memungkinkan bisnis membayar iklan setiap kali iklan tersebut diklik oleh Audiens. Hal ini membuat biaya iklan menjadi lebih murah dan tepat sasaran karena secara teknis Anda hanya membayar untuk mereka yang memang sudah tertarik dengan iklan tersebut.

Email Marketing

Metode terakhir adalah email marketing, yaitu mengirim pesan komersial kepada audiens melalui email. Biasanya materi yang dikirim berupa update berkala, email otomatis, atau personalized email berdasarkan preferensi dan perilaku pengguna. Karena itu, metode ini juga lebih efektif karena tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan dan perilaku audiens.

Mengembangkan Strategi Pemasaran Digital yang Efektif

Agar upaya digital marketing Anda dapat berjalan efektif, maka diperlukan strategi khusus. Berikut ini beberapa pendekatan yang bisa Anda lakukan agar upaya pemasaran digital lebih efektif dan tepat sasaran.

Menentukan tujuan dan sasaran

Sebelum memulai kampanye pastikan Anda sudah menentukan tujuan jangka panjang maupun pendek kampanye tersebut. Sasaran audiens juga harus spesifik, terukur dan relevan. Jadi, Anda dapat membuat kampanye yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan.

Memahami target audiens

Agar bisa membuat konten yang efektif, pastikan untuk melakukan riset pasar terlebih dahulu agar memahami siapa target audiens Anda. Cari tahu demografi, minat dan kebiasaan audiens Anda agar bisa membuat konten atau kampanye yang relevan dengan mereka.

Memilih kanal yang tepat

Pilih kanal yang sesuai dengan audiens dan tujuan Anda. Setiap kanal umumnya memiliki karakteristik pengguna yang berbeda. Dengan memahami karakter audiens di setiap kanal ini, Anda bisa menyesuaikan kampanye agar bisa diterima oleh mereka. Jadi, kampanye yang dibuat juga akan lebih efektif dan memberikan hasil yang baik pula.

Membuat dan mengoptimalkan konten

Setelah mengetahui target audiens, tujuan, dan kanal yang tepat, maka langkah berikutnya adalah membuat konten yang relevan dan menarik untuk audiens. Konten yang menarik dan relevan akan lebih mungkin diklik dan membuat audiens tertarik dengan bisnis Anda. 

Gunakan SEO untuk mengoptimalkan visibilitas konten di mesin pencari. Semakin optimal konten tersebut, maka semakin besar pula kemungkinan konten Anda menjangkau audiens relevan yang lebih luas.

Mengukur dan menganalisis kinerja kampanye

Terakhir, setelah konten selesai dibuat, pekerjaan Anda masih belum selesai. Gunakan alat analisis untuk memantau kinerja kampanye. Cari tahu apa kelebihan dan kekurangan kampanye tersebut dan bagian apa yang perlu diperbaiki atau dipertahankan. Kemudian, lakukan penyesuaian berdasarkan data yang diperoleh.

Digital marketing adalah metode pemasaran yang sangat penting di era digital seperti sekarang ini. Pasalnya, metode pemasaran ini memberikan peluang tak terbatas bagi bisnis dan profesional untuk berkembang. 

Dengan menguasai berbagai teknik utama dan strategi yang telah dijelaskan di atas, Anda meningkatkan kemungkinan brand dikenal luas. Jadi, pastikan untuk mengikuti tren terbaru dan metode pemasaran ini agar kampanye Anda tetap relevan dan efektif.

Pentingnya Bercerita dalam Business User Story untuk Kesuksesan Proyek

Pentingnya Bercerita dalam Business User Story untuk Kesuksesan Proyek

Dalam dunia bisnis yang makin kompleks dan dinamis, keberhasilan sebuah proyek sangat ditentukan oleh seberapa baik kebutuhan dan harapan pengguna akhir diidentifikasi dan dipenuhi. Salah satu alat yang efektif dalam mencapai hal ini adalah Business User Story. 

Dengan menyediakan cara yang jelas dan sederhana untuk mengomunikasikan kebutuhan dan harapan pengguna, Business User Story membantu tim untuk tetap fokus pada tujuan bisnis, meningkatkan kolaborasi, serta meminimalkan risiko kegagalan proyek. 

Tentang Business User Story

Business User Story adalah deskripsi singkat dari suatu fitur atau fungsi berdasarkan sudut pandang pengguna akhir.

Dalam manajemen proyek, Business User Story digunakan untuk menangkap kebutuhan dan harapan pengguna dengan cara yang mudah dipahami oleh semua anggota tim, termasuk pemangku kepentingan non-teknis. Ini adalah bentuk narasi yang membantu tim pengembang dan pemangku kepentingan berkomunikasi secara efektif dan memastikan bahwa produk akhir memenuhi tujuan bisnis.

Mengapa Bercerita Penting dalam Business User Story?

Dengan menggunakan cerita, kebutuhan dan harapan pengguna disajikan dalam format yang lebih mudah dipahami. Narasi membantu menyederhanakan kompleksitas teknis sehingga pemangku kepentingan non-teknis dapat mengerti apa yang diinginkan pengguna akhir. Hal ini meningkatkan komunikasi dan mengurangi risiko kesalahpahaman.

Dengan pendekatan bercerita, tim pengembang dan pemangku kepentingan dapat bekerja sama lebih efektif untuk menghasilkan produk yang benar-benar memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna. Dengan begitu, hal ini akan meningkatkan peluang kesuksesan proyek secara keseluruhan.

Manfaat Bercerita dalam Business User Story

Storytelling dalam Business User Story memiliki banyak manfaat yang dapat membantu memastikan kesuksesan proyek. Berikut beberapa di antaranya:

1. Meningkatkan Pemahaman Pengguna

Dengan menggunakan format narasi, Business User Story membuat kebutuhan dan harapan pengguna lebih mudah dipahami oleh semua anggota tim, termasuk pemangku kepentingan non-teknis. Bahasa yang sederhana dan jelas mengurangi risiko kesalahpahaman dan miskomunikasi. Hal ini akan memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan harapan proyek.

2. Menfasilitasi Kolaborasi Tim

Proses pembuatan dan pemahaman Business User Story mendorong kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengguna akhir, tim pengembang, analis bisnis, dan manajemen. Diskusi yang muncul dari proses ini dapat menghasilkan ide-ide baru dan solusi yang lebih efektif. Pasalnya, semua pihak terlibat dalam memahami dan menyempurnakan kebutuhan pengguna.

3. Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi

Business User Story memberikan konteks yang jelas tentang mengapa sebuah fitur atau fungsi diperlukan. Dengan memahami alasan di balik setiap kebutuhan pengguna, anggota tim merasa lebih terhubung dengan tujuan akhir proyek. Ini membantu mereka melihat gambaran besar dan memahami bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap kesuksesan proyek secara keseluruhan. 

Business User Story juga meningkatkan transparansi dalam proses pengembangan. Semua anggota tim dan pemangku kepentingan dapat melihat dengan jelas apa yang sedang dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab, dan apa tujuan akhirnya. Transparansi ini meningkatkan akuntabilitas dan mendorong setiap orang untuk bekerja dengan lebih baik.

4. Mempermudah Penyelesaian Masalah

Business User Story membantu mengidentifikasi masalah dengan cara yang jelas dan spesifik. Setiap cerita pengguna dimulai dengan pemahaman tentang siapa pengguna akhir, apa yang mereka ingin capai, dan mengapa hal itu penting. Dengan mendefinisikan masalah dalam konteks yang mudah dipahami, tim dapat lebih cepat memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat.

Dengan melihat masalah dari perspektif pengguna, tim dapat memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar relevan dan efektif. Ini mengurangi risiko menghabiskan waktu dan sumber daya pada fitur yang tidak bermanfaat.

Dari manfaat-manfaat tersebut, dapat dilihat bahwa Business User Story membantu tim untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas solusi yang dihasilkan tetapi juga memastikan bahwa hal tersebut memberikan nilai nyata bagi pengguna akhir.

10 Faktor Kunci dalam Meningkatkan Customer Satisfaction Bisnis

10 Faktor Kunci dalam Meningkatkan Customer Satisfaction Bisnis

Dalam pengertiannya, customer satisfaction atau kepuasan pelanggan adalah sentimen dari para pelanggan terhadap sebuah produk. Tingkat kepuasan yang tinggi mengindikasikan sentimen positif publik terhadap sebuah brand

Perusahaan dapat melakukan pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan dengan berbagai cara. Anda bisa melakukan survei, review pelanggan, feedback, maupun metrik seperti Customer Satisfaction Scores (CSAT) ataupun Net Promoter Score (NPS).

Lalu, apa yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan angka kepuasan pelanggan? Ada 10 faktor kunci yang harus menjadi perhatian serius, yakni:

1. Aksesibilitas

Aspek pertama adalah aksesibilitas. Berikan kemudahan bagi para pelanggan untuk menjangkau produk maupun layanan Anda. Oleh karena itu, menghadirkan bisnis di ranah online sangat penting demi memudahkan pelanggan dalam menjangkau bisnis Anda.

2. Empati

Berikutnya adalah rasa empati kepada pelanggan. Anda bisa menunjukkan rasa empati dengan mendengarkan setiap keluhan pelanggan dan pahami kondisi perasaan mereka. Pendekatan seperti ini dapat membantu menjalin hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.

3. Waktu Respons

Waktu respons yang cepat menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan customer satisfaction. Penanganan cepat untuk setiap pertanyaan maupun permintaan pelanggan menunjukkan dedikasi dan komitmen bisnis.

4. Personalisasi

Berikutnya adalah pelayanan yang personal. Kunci utama dari pelayanan yang personal adalah menangani setiap pelanggan sebagai individu yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan interaksi, rekomendasi produk, maupun strategi yang berbeda. 

5. Tingkat Kenyamanan

Kenyamanan menjadi faktor penting selanjutnya dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Anda dapat melakukannya dengan menghadirkan pengalaman bertransaksi maupun menggunakan layanan. Pastikan bahwa pelanggan tak perlu melakukan effort berlebihan untuk bisa menggunakan produk Anda.

6. Value

Value tak selalu berkaitan dengan harga. Namun, value bisa Anda interpretasikan sebagai upaya untuk memberikan ekspektasi lebih kepada pelanggan. Dengan begitu, pelanggan akan merasa puas karena berhasil mendapatkan produk yang melebihi ekspektasi.

7. Kualitas

Kualitas menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Apalagi, setiap pelanggan mengharapkan adanya pelayanan serta produk berkualitas. Oleh karena itu, kalau ingin produk Anda dipercaya pelanggan, kedepankan kualitas.

8. Apresiasi

Upaya yang tak kalah penting dalam membuat pelanggan puas adalah dengan memberikan apresiasi. Pemberian apresiasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari cara sederhana seperti pemberian ucapan terima kasih, suvenir, maupun penawaran eksklusif.

Segala bentuk apresiasi tersebut merupakan wujud nyata dalam membangun kedekatan emosional dengan pelanggan. Pelanggan yang merasa diapresiasi akan bertransformasi menjadi pelanggan yang loyal.

9. Harga

Harga menjadi aspek selanjutnya yang harus menjadi perhatian serius. Pastikan Anda menetapkan harga yang kompetitif. Pelanggan akan merasa puas kalau mereka merasa telah melakukan transaksi yang adil.

Hindari penetapan harga yang terlalu mahal. Selain itu, jangan sampai ada biaya tersembunyi yang kerap menjadi pemicu ketidakpuasan para pelanggan.

10. Kesederhanaan

Faktor terakhir yang perlu Anda perhatikan dalam meningkatkan customer satisfaction adalah simplicity atau kesederhanaan. Hindari penerapan proses yang begitu kompleks dan membuat pelanggan mengalami kesulitan ketika bertransaksi maupun menyampaikan keluhan. 

Prioritaskan membangun sistem yang sederhana sehingga interaksi dengan konsumen jadi lebih mudah. Pelanggan pun akan merasa puas dan akan terus-menerus memilih bisnis Anda dibandingkan dengan pesaing. 

Itulah 10 kunci penting yang perlu menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan customer satisfaction. Lewat penanganan yang tepat, Anda bisa memiliki pelanggan yang puas dan loyal. 

Membuat Business User Story yang Menarik untuk Pengembangan Agile

Membuat Business User Story yang Menarik untuk Pengembangan Agile

Agile adalah sistem manajemen yang membagi-bagi suatu tugas menjadi fase-fase yang terus dikembangkan melalui kolaborasi. Sistem ini membutuhkan pembuatan business user story yang spesifik, rapi, serta mampu memudahkan kolaborasi berkelanjutan. Simak panduan berikut untuk memahami cara membuat business story serta manfaatnya.

Pentingnya Business User Story dalam Strategi Agile 

Business user story merupakan deskripsi fitur, manfaat, dan syarat penggunaan suatu produk, tetapi ditulis dari sudut pandang penggunanya. Dalam strategi agile, terutama terkait pengembangan produk, user story menyajikan sudut pandang yang penting.

User story merupakan unit terkecil dalam strategi Agile. Setiap story memberikan penjelasan mengenai target yang harus dicapai tim. Story bisa dimodifikasi dan diubah berdasarkan hasil kolaborasi dan diskusi sepanjang prosesnya.

User story penting bagi pemilik bisnis karena memberikan perspektif berguna tentang tujuan kerja atau proses pengembangan. Dengan berpegang pada perspektif pengguna, Anda dan tim bisa mengembangkan konsep, ide, atau produk yang menjawab kebutuhan pengguna secara nyata.

Prinsip Utama Pembuatan Business User Story 

Business user story yang ideal memiliki enam prinsip utama yang bisa dirumuskan dengan konsep INVEST. Mereka adalah:

  • Independent

Setiap user story harus bisa berdiri sendiri. Hal ini membantu tim dalam proses modifikasi selama proyek berlangsung.

  • Negotiable

Setiap user story harus terbuka untuk negosiasi dan perubahan. Fungsinya memastikan bahwa setiap anggota tim bisa berkontribusi dengan ide maupun kritik.

  • Valuable

Deskripsi user story harus menawarkan nilai guna tertentu terhadap karakter penggunanya. Hal ini memastikan bahwa produk atau hasil akhirnya akan mampu memenuhi kebutuhan pengguna.

  • Estimable

User story harus bisa diukur dan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi selama proses kolaborasi.

  • Sized Appropriately

Idealnya kelompok kerja dalam tim membuat satu user story yang singkat tetapi jelas dalam setiap tahapnya. Hal ini memudahkan tim untuk membuat hasil akhir yang benar-benar dibutuhkan pengguna.

  • Testable

Setiap user story harus bisa diuji sehingga hasilnya sesuai standar hingga akhir proyek.

Cara Membuat Business User Story 

Idealnya, user story memiliki format standar berupa kalimat berikut:

“Sebagai…” (deskripsi pengguna), “saya ingin/butuh…” (deskripsi kegunaan atau kebutuhan) “agar…” (keuntungan).

Misalnya, dalam proyek untuk membuat aplikasi belanja sayur dan buah segar, user story awalnya mungkin seperti ini:

“Sebagai orang tua, saya butuh aplikasi untuk membeli sayur dan buah segar yang bisa diantar langsung ke rumah agar saya tidak perlu keluar rumah saat ingin memasak makanan sehat untuk keluarga.”

Bagaimana cara membuat business user story yang ideal dan sesuai dengan kebutuhan kerja? Perhatikan prinsip-prinsip penting berikut.

  • Buat kriteria penyelesaian tugas 

Pastikan setiap tugas memiliki kriteria spesifik terkait standar penyelesaiannya. Dalam hal ini, Anda menjelaskan target akhir yang ingin dicapai dari tugas tersebut.

  • Ciptakan user persona dan karakteristiknya

User persona adalah deskripsi karakteristik umum calon pengguna agar produk tepat sasaran. Misalnya, dalam hal aplikasi belanja sayur di atas, user persona yang disusun adalah “ibu pekerja yang sibuk dengan anak kecil dan tinggal jauh dari pasar tradisional, rentang usia sekitar akhir 20-an hingga akhir 30-an, dan melek teknologi.”

  • Buat deskripsi tugas yang jelas dan rinci

Pastikan deskripsi tugas dibuat secara jelas dari poin A hingga B. Bagian akhir deskripsi harus menunjukkan hasil yang diinginkan.

  • Buat sistem pemetaan untuk setiap tugas

Business user story harus dibagi secara akurat ke setiap kelompok tugas dalam tim. Masing-masing mengelola user story dan tugas berbeda sesuai kompetensi, tetapi tetap dalam semangat kolaborasi.

  • Ciptakan sistem feedback timbal balik

Pastikan meminta masukan dari pihak-pihak yang mewakili user. Jadikan pendapat mereka patokan untuk memperbaiki atau meningkatkan produk sebelum benar-benar diluncurkan.

Membuat business user story sangat penting untuk menciptakan hasil akhir yang sukses dalam strategi Agile. Pastikan membuat user story yang tepat dan rinci agar hasil akhir proyek juga memuaskan.