Dalam berbisnis, produk/layanan yang dibuat haruslah menjawab permasalahan konsumen. Untuk itulah, perusahaan perlu mengadakan riset untuk mengetahui apa permasalahan dan kebutuhan konsumen sehingga mereka bisa mendesain produk yang sesuai. Dalam melakukan riset ini, design thinking adalah metode pemecahan masalah yang sering digunakan.
Seperti apakah design thinking itu? Lalu, apa manfaatnya? Anda bisa mempelajari hal ini selengkapnya di artikel berikut.
Apa Itu Design Thinking?
Design thinking adalah sebuah metode untuk memecahkan masalah manusia yang sering digunakan dalam dunia bisnis. Metode ini merupakan pendekatan berpikir yang berfokus pada pemahaman kebutuhan, masalah, dan pengalaman yang dihadapi pengguna untuk menghasilkan solusi berupa produk/layanan yang inovatif dan efektif mengatasi masalah.
Design thinking sering dilakukan dalam berbagai kegiatan bisnis, misalnya seperti membuat desain produk, mengembangkan bisnis, serta riset pasar.
Tujuan Design Thinking
Dengan melakukan design thinking, sebuah perusahaan bisa memberikan lebih banyak solusi yang inovatif dan relevan terhadap permasalahan atau kebutuhan pengguna produk/layanan. Tak hanya itu, design thinking juga dapat menjadi suatu metode yang dilakukan untuk mempermudah pengembangan kapasitas bisnis.
Manfaat Design Thinking
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan menerapkan design thinking dalam pemecahan masalah bisnis:
- Meningkatkan kreativitas dan inovasi
Design thinking bisa mendorong terwujudnya pemikiran kreatif dan inovatif untuk menghasilkan solusi bagi permasalahan yang unik dan efektif.
- Membantu perusahaan lebih memahami para konsumen
Design thinking membantu perusahaan lebih mengenal kebutuhan para konsumennya. Melalui pendekatan berpikir ini, perusahaan bisa membuat produk/layanan yang relevan dan memberikan manfaat sepenuhnya bagi masyarakat.
- Meningkatkan kolaborasi
Design thinking biasanya dilakukan dalam mengembangkan produk/layanan suatu bisnis. Untuk itulah, design thinking tidak bisa dilakukan sendiri. Design thinking mendorong adanya kolaborasi antar berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, solusi yang dihasilkan bersifat holistik dan komprehensif.
- Mempercepat proses pemecahan masalah
Design thinking adalah proses terstruktur yang dilakukan oleh banyak orang dalam satu tim. Keahlian anggota tim pun berbeda-beda. Hal ini akan mendorong adanya proses pemecahan masalah yang lebih cepat.
- Meningkatkan keberhasilan solusi
Design thinking membantu menghasilkan solusi yang lebih mudah diimplementasikan dan lebih berpeluang untuk sukses.
Contoh Penerapan Design Thinking
Design thinking bisa dilakukan dalam berbagai hal pada bisnis, misalnya seperti desain produk, pengembangan bisnis, dan meningkatkan kualitas produk/layanan.
- Desain produk
Design thinking sering digunakan dalam desain produk untuk memahami kebutuhan pengguna dan menghasilkan produk yang inovatif dan user-friendly. Contohnya, perusahaan sepatu olahraga menggunakan design thinking untuk mengembangkan sepatu lari yang lebih nyaman dan ringan ketika dipakai berlari.
- Pengembangan bisnis
Design thinking dapat digunakan dalam pengembangan bisnis untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru, mengembangkan strategi bisnis yang inovatif, serta meningkatkan pengalaman positif pengguna.
Sebagai contoh, sebuah startup menggunakan design thinking untuk mengembangkan platform online yang menghubungkan wisatawan tidak hanya dengan hotel, namun juga dengan tuan rumah yang menyewakan rumah dan apartemen mereka sebagai tempat akomodasi.
- Meningkatkan kualitas produk/layanan
Design thinking bisa digunakan dalam upaya riset untuk meningkatkan kualitas produk/layanan. Contohnya, tim riset melakukan uji coba produk atau layanan langsung kepada pengguna. Dengan cara ini, mereka bisa mendapatkan feedback. Feedback ini bisa dijadikan dasar iterasi produk/layanan agar kualitasnya bisa meningkat.
Nah, itulah penjelasan mengenai design thinking, manfaat, serta contoh penerapannya. Sebagai kesimpulan, design thinking merupakan sebuah pendekatan berpikir yang berfokus pada pemahaman kebutuhan, masalah, dan pengalaman yang dihadapi pengguna produk/layanan. Kegiatan ini digunakan untuk memberikan solusi yang inovatif dan tentunya relevan dengan masalah tersebut.