Memahami Apa Itu Prioritization Frameworks, Fungsi, & Jenis-jenisnya 

Memahami Apa Itu Prioritization Frameworks, Fungsi, & Jenis-jenisnya 

Proses pengembangan produk dalam bisnis merupakan tahapan yang krusial. Apalagi, Anda memiliki banyak ide serta konsep yang menarik. Lalu, mana yang harus Anda pilih? Di sinilah pentingnya pemahaman tentang apa itu prioritization frameworks yang membantu Anda dalam mengambil keputusan.

Dalam pengertiannya, prioritization framework atau kerangka kerja prioritas merupakan teknik yang membantu Anda mempertimbangkan berbagai peluang dengan memperhatikan berbagai aspek. Di dalamnya terdapat berbagai prinsip serta strategi yang dapat menuntun Anda untuk menentukan keputusan. 

Fungsi Prioritization Frameworks

Lalu, kenapa Anda perlu menggunakan kerangka kerja prioritas? Implementasinya dapat membantu Anda dalam memberikan panduan yang jelas bagi setiap anggota tim dalam proses pengembangan produk. Proses pengembangan produk pun dapat berjalan lancar karena proses pengambilan keputusan yang cepat.

Dengan adanya prioritization frameworks, Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti: 

  • Manajemen sumber daya yang optimal. Dengan adanya kerangka kerja prioritas, Anda bisa memilih sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien. 
  • Sebagai bahan panduan. Kerangka kerja prioritas memastikan bahwa roadmap yang disusun selaras dengan tujuan bisnis perusahaan. 
  • Meningkatkan customer value. Implementasi kerangka kerja prioritas dapat membantu tim untuk fokus dalam memenuhi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Jenis Prioritization Frameworks

Ada beberapa jenis kerangka kerja prioritas yang kerap digunakan oleh product manager dalam upaya pengembangan produk, di antaranya adalah: 

1. RICE Framework

Kerangka kerja yang pertama adalah RICE framework. Terdapat 4 komponen utama yang perlu Anda evaluasi dalam RICE framework, yakni: 

  • Reach. Ketahui jumlah orang atau event seiring waktu. Jenis event bisa beragam, termasuk di antaranya adalah transaksi per jam atau konversi per bulan. 
  • Impact. Ide atau konsep harus memberikan impact. Impact tersebut bisa berupa keselarasan dengan target bisnis atau pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen. 
  • Confidence. Anda harus mengetahui seberapa besar tingkat kepercayaan diri anggota tim dalam mengeksekusi ide atau konsep yang ada. Anda bisa menilainya dalam 3 skala, mulai dari tinggi, medium, atau rendah.
  • Effort. Perhitungkan waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi dan menyelesaikan konsep.

2. Kano Model

Ada pula kerangka kerja prioriotas yang dikembangkan oleh Noraki Kano, disebut sebagai model Kano. Implementasinya membantu Anda dalam memprioritaskan fitur dan pembaruan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Framework ini mempunyai 3 komponen utama, yakni: 

  • Basic feature. Keberadaannya menjadi aspek mendasar yang dibutuhkan oleh pelanggan. 
  • Performance feature. Fitur ini berguna untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan begitu, produk menjadi lebih menarik dan nyaman ketika digunakan. 
  • Delighters. Keberadaan delighters berguna untuk membuat pelanggan happy

3. Metode MoSCoW

Ada pula pertimbangan untuk menggunakan metode MoSCoW. Implementasinya sangat berguna ketika Anda memprioritaskan return on investment (ROI) produk. Ada 4 komponen yang perlu Anda perhatikan dalam metode MoSCoW, yakni: 

  • Must Have (M). Keberadaannya merupakan kebutuhan mendasar dari produk yang dikembangkan. 
  • Should Have (S). Selanjutnya, ada kebutuhan penting yang sifatnya tidak wajib atau opsional. 
  • Could Have (C). Fitur dalam kategori ini bisa menjadi nilai tambah. Hanya saja, keberadaannya tidak terlalu berdampak dibandingkan dengan yang lain. 
  • Will Not Have (W). Terakhir, Anda perlu memilah fitur yang bukan termasuk prioritas dalam proyek pengembangan produk.

Sekarang Anda sudah bisa memahami betapa pentingnya implementasi prioritization frameworks dalam bisnis, kan? Penerapannya bisa membantu Anda dalam menciptakan produk yang berhasil meraih kesuksesan di pasar. 

Semoga bermanfaat.