Tantangan dari Customer-Centric Strategies dan Solusinya

Tantangan dari Customer-Centric Strategies dan Solusinya

Semua orang tahu pentingnya pelanggan untuk bisnis. Walaupun keberadaan mereka sangat dibutuhkan, masih banyak perusahaan yang kesulitan dalam menjaga loyalitas mereka. Lama-lama perusahaan akan semakin terancam bila terus menerus kehilangan pelanggan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengimplementasikan customer-centric strategies.

Strategi tersebut dapat membantu dalam meningkatkan pengalaman pelanggan. 84% perusahaan yang bekerja untuk memperbaiki pengalaman pelanggan mendapati peningkatan dalam pendapatan mereka. Tertarik untuk menerapkannya? Sebelum mulai, sebaiknya lihat dahulu tantangan strategi dan solusinya di bawah ini.

Peran Customer-Centric Strategies dalam Bisnis

Strategi yang mengedepankan pelanggan ini berperan dalam menjaga daya tahan bisnis. Mengingat kompetitor dan tren yang terus bertambah, perusahaan akan semakin kesulitan dalam mempertahankan pelanggan mereka. Dengan berfokus pada pelanggan, perusahaan dapat menjaga bisnis untuk bertahan dalam waktu yang lama.

Bukan itu saja bisnis yang menggunakan pendekatan customer-centric 60% lebih untung dibandingkan perusahaan yang tidak berfokus pada pelanggan. Ini membuktikan jika pendekatan tersebut memberikan keunggulan dibandingkan perusahaan lainnya.

Tantangan dari Customer-Centric Strategies dan Solusinya

Menerapkan customer-centric strategies bukan tanpa masalah, ada beberapa tantangan yang perlu diantisipasi. Berikut ini adalah tantangan dan solusi untuk mengatasinya:

Data Sharing Terhambat Karena Silo

Dalam bisnis, silo adalah sistem yang memisahkan setiap karyawan, biasanya didasarkan dari departemen karyawan itu bekerja. Contohnya, tim marketing memiliki silo tersendiri yang terpisah dari tim sales. Ini tandanya kedua departemen tersebut bekerja sendiri-sendiri tanpa kolaborasi dan data sharing.

Padahal sharing data mengenai pelanggan sangat penting dalam mengembangkan customer-centric strategies untuk perusahaan. Data-data tersebut yang akan digunakan dalam menentukan strategi. Masalah tersebut cukup umum bagi perusahaan karena sekitar 52% bisnis memiliki silo fungsional yang mencegah data sharing.

Karena itu, perusahaan harus membuat sistem data sharing yang efisien untuk tiap departemen. Perusahaan juga bisa membuat task force yang terdiri dari representatif dari berbagai departemen di mana mereka bisa saling berkolaborasi dan berbagi informasi satu sama lain.

Tidak Melihat Pelanggan Sebagai Individual

Saat melakukan riset pelanggan, banyak yang menyamakannya dengan riset pasar. Namun nyatanya kedua riset tersebut berbeda karena riset pasar melihat pelanggan dalam skala besar, sedangkan riset pelanggan melihat pelanggan sebagai individual. Ini karena tidak semua pelanggan memiliki perilaku yang sama.

Customer-centric strategies akan sulit diterapkan apabila perusahaan tidak memperhatikan pelanggan secara individual. Perusahaan bisa saja kehilangan pelanggan yang membutuhkan perhatian ekstra atau pelanggan niche. Hal tersebut akan berdampak pada pengalaman pelanggan.

Maka dari itu, perusahaan perlu membuat customer journey map secara mendetail. Map tersebut berguna untuk mengetahui informasi penting mengenai pelanggan dan menghindari perusahaan untuk mengategorikan pelanggan dalam kotak-kotak yang umum. Menariknya lagi, customer journey map mampu membantu perusahaan mengurangi hingga 15% – 20% biaya layanan.

Perlawanan Terhadap Perubahan

Supaya bisa menjalankan perusahaan yang fokus terhadap pelanggan, seluruh bagian dari perusahaan harus mendukung prosesnya. Setiap anggota perusahaan akan memiliki tugas sendiri yang berhubungan dengan pelanggan.

Misalnya, customer service yang menangani feedback pelanggan, tim marketing yang membuat promosi berorientasi pelanggan serta pengembang produk yang membuat produk sesuai keinginan dan kebutuhan pelanggan. Semua itu berperan penting dalam menciptakan budaya perusahaan yang berfokus pada pelanggan.

Sayangnya, tidak semua anggota perusahaan dapat menerima customer-centric strategies begitu saja. Dibutuhkan perubahan besar-besaran dalam operasi bisnis dan pendekatan yang membuat anggota merasa khawatir akan terjadi masalah di masa mendatang atau bertambahnya beban kerja mereka.

Untuk menangani perlawanan ini dan meningkatkan retensi karyawan, perusahaan dapat membuat strategi yang melibatkan karyawan. Kemudian, perusahaan jelaskan bagaimana strategi tersebut dapat bermanfaat baik untuk karyawan dan pelanggan. Siapkan juga pelatihan agar karyawan dapat memahami peran mereka dan memiliki keahlian mumpuni untuk menjalankannya.

Terlalu Fokus Pada Insentif

Banyak perusahaan memberikan insentif kepada karyawan hanya berdasarkan metrik performa mereka. Program tersebut dapat mendorong karyawan untuk fokus pada pencapaian jangka pendek demi mendapatkan imbalan kerja tersebut dan bukannya kepuasan pelanggan. Akibatnya, customer-centric strategies tidak bisa diterapkan.

Lihat contoh berikut ini: tim customer service memiliki target panggilan tertentu untuk mendapatkan insentif. Karena insentif diberikan jika tim mencapai jumlah panggilan yang ditetapkan, anggota tim jadi lebih berfokus pada panggilan yang diambil dan bukannya masalah pelanggan yang berhasil diselesaikan.

Agar perusahaan semakin customer-centric, diperlukan perubahan pada program insentif. Bila sebelumnya hanya menghitung metrik performa, tambahkan juga metrik mengenai pelanggan seperti Customer Satisfaction (CSAT) dan Net Promoter Score (NPS). Lakukan pengecekan program insentif secara rutin untuk memastikannya tetap sejalan dengan tujuan customer-centric.

Kurang Dukungan Pimpinan

Strategi yang mengedepankan pelanggan hanya bisa menjadi rencana semata jika tidak mendapatkan dukungan dari pimpinan. Tanpa dukungan mereka, strategi tidak akan mendapatkan sumber daya, prioritas dan perhatian yang dibutuhkan.

Tidak hanya itu, dukungan mereka juga sangat berpengaruh pada bagaimana perusahaan bekerja. Pemimpin yang tidak mendukung nilai customer-centric akan membuat karyawan di perusahaan ikut untuk tidak mengedepankan pelanggan pada pekerjaan mereka.

Sama seperti karyawan, para pemimpin juga membutuhkan wawasan mengenai customer-centric dan manfaatnya untuk perusahaan. Wawasan tersebut dapat disampaikan kepada pemimpin lewat sesi pelatihan atau workshop. Terus dorong mereka untuk terus berkomitmen dalam pelaksanaan customer-centric strategies.

Peraturan yang Kaku

Peraturan memang penting untuk perusahaan. Adanya peraturan membantu perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis dengan baik. Meski begitu, peraturan yang terlalu kaku bisa menghambat inovasi pada bisnis, salah satunya penerapan customer-centric strategies.

Lingkungan perusahaan yang kaku membuat karyawan merasa tidak diapresiasi sehingga mempengaruhi kreativitas mereka. Inovasi-inovasi baru yang dibuat pun harus mengalami pantangan jika tidak sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat.

Jadi, perusahaan perlu membuat kelonggaran dalam peraturan yang menumbuhkan fleksibilitas untuk berinovasi atau bereksperimen. Dengan peraturan yang lebih  fleksibel, perusahaan akan terbuka dengan ide baru serta terhindar dari stagnasi.

Kurang Pemahaman Tentang Pelanggan

Seberapa jauh perusahaan memahami pelanggan mereka? Pertanyaan ini sangat penting dalam pembuatan customer-centric strategies di perusahaan. Pandangan pelanggan yang akan menjadi acuan utama saat mengembangkan strategi tersebut.

Akan tetapi, tidak semua perusahaan bisa memahami pelanggan dengan baik. Biasanya hal ini disebabkan oleh kurangnya manajemen informasi yang didapat mengenai pelanggan atau informasi pelanggan yang tidak di-update. Dampaknya, strategi yang diciptakan perusahaan menjadi tidak akurat, seperti untuk personalisasi pelanggan.

Jika perusahaan memberikan pengalaman pelanggan yang buruk, mereka tidak akan sungkan untuk berpaling ke kompetitor. Fakta tersebut bisa dilihat dari hasil riset yang menunjukkan bahwa 89% konsumen berpindah ke kompetitor karena pengalaman pelanggan yang buruk.

Solusinya bisa dengan melakukan survei pelanggan secara rutin. Analisis feedback yang diberikan pelanggan mengenai layanan, produk atau bisnis secara keseluruhan. Di samping itu, kumpulkan feedback dari channel lainnya seperti media sosial supaya feedback yang didapatkan lengkap.


Terdapat beberapa tantangan dalam menerapkan customer-centric strategies di perusahaan. Mulai dari tantangan pada sisi perusahaan sampai pelanggan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memperhatikan dengan baik solusi untuk tantangan-tantangan tersebut sehingga strateginya dapat berjalan dengan sukses.

Project and Change Management yang Efektif untuk Menghadapi Tantangan Zaman

Project and Change Management yang Efektif untuk Menghadapi Tantangan Zaman

Perubahan siklus tren yang begitu cepat menjadi salah satu tantangan baru yang harus dihadapi berbagai perusahaan di dunia. Konsep perubahan yang mengacu pada perancangan strategi yang dilakukan perusahaan agar bisa tetap bertahan dan meningkat kinerja bisnis membuat seorang businessman.

Ketika perusahaan dihadapkan sebuah kondisi krisis, maka di situlah manajemen perubahan dalam manajemen proyek bekerja. Bagaimana sebuah perusahaan akan memutar otak untuk memikirkan jalan terbaik dengan situasi perkembangan zaman yang memiliki berbagai tantangan.

Lalu bagaimana project and change management yang efektif dan apa saja fungsinya? Simak artikel berikut ini untuk memperdalam dan membantu Anda merancang strategi bisnis!

Mengenal Project and Change Management

Project and change management adalah dua konsep yang saling terkait dan penting dalam dunia bisnis modern.

Change management atau manajemen perubahan merupakan salah satu proses sistematis yang digunakan untuk  mengelola perubahan dalam perusahaan yang melibatkan perubahan dari berbagai hal mulai dari tujuan, pengaplikasian proyek, sampai proses.

Dalam penerapannya, project and change management meliputi analisis perubahan yang harus dilakukan, bagaimana perkembangannya, dan bagaimana rencana-rencana itu diimplementasikan, serta pemantauan dan evaluasi dampak perubahan.

Change management seringkali diterapkan dalam proyek untuk mengelola perubahan yang mungkin terjadi selama siklus proyek. Dengan manajemen perubahan yang efektif, proyek memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai tujuan dan memberikan dampak yang berkelanjutan bagi perusahaan.

Fungsi Project and Change Management

Dalam dunia bisnis yang cepat berubah, change management merupakan kunci kesuksesan perusahaan untuk menghadapi tantangan zaman. Berikut beberapa fungsi dari change management dalam proyek untuk perusahaan Anda.

Mengidentifikasi Kebutuhan Perubahan

Salah satu fungsi dari change management dalam proyek adalah mengidentifikasi kebutuhan  perubahan. Fungsi ini melibatkan penilaian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proyek, seperti perubahan dalam kebutuhan pelanggan, teknologi baru, atau perubahan dalam regulasi industri.

Dengan mengidentifikasi kebutuhan perubahan maka sebuah perusahaan akan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan mengoptimalkan kinerja proyek.

Meningkatkan Kesuksesan Proyek

Dalam era dinamis bisnis saat ini di mana perubahan adalah konstan, integrasi manajemen perubahan menjadi semakin penting. Dengan adanya manajemen perubahan, tim proyek dapat mengantisipasi, merencanakan, dan mengatasi perubahan dengan lebih efektif.

Maka dari itu, change management bukan hanya menjadi pendekatan yang penting dalam mengelola perubahan, tetapi juga merupakan kunci untuk meningkatkan kesuksesan proyek secara menyeluruh.

Mengurangi Resistensi dan Meningkatkan Engagement 

Fungsi selanjutnya dari penggunaan change management dalam proyek adalah dapat mengurangi resistensi dan meningkatkan engagement. Dengan manajemen perubahan, Anda dapat mengurangi resistensi yang dapat menghambat kemajuan proyek, mengganggu produktivitas, dan bahkan mengancam keberhasilan keseluruhan proyek.

Selain itu, manajemen perubahan juga dapat meningkatkan engagement sehingga mampu membangun dukungan dan kepercayaan dari semua pihak terkait, dengan melibatkan mereka secara aktif dalam proses perubahan dan memberikan ruang untuk ekspresi dan pemahaman yang lebih baik.

Mengelola Sumber Daya Manusia dari Perubahan

Ketika suatu proyek mengalami perubahan baik itu dalam lingkup teknologi atau proses, maka perubahan tersebut berpotensi untuk mempengaruhi tim proyek secara langsung yang nantinya dapat mengganggu proyek. Pada kondisi seperti ini, change management berperan penting untuk memastikan bahwa anggota tim dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan lancar dan efektif.

Dengan mengelola sumber daya manusia dari perubahan dengan baik, change management dapat membantu meminimalkan gangguan pada produktivitas dan meningkatkan keterlibatan anggota tim. Ini memungkinkan proyek untuk tetap berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien.

Meningkatkan Kapasitas Untuk Perubahan

Fungsi terakhir dari manajemen perubahan yang tidak kalah penting yaitu mampu meningkatkan kapasitas untuk perubahan. Dengan meningkatnya kapasitas untuk perubahan melalui change management, tim proyek memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan dan kesempatan yang muncul selama siklus proyek.

Hal ini dapat membantu Anda untuk  meningkatkan kesuksesan proyek secara keseluruhan dan memastikan bahwa perubahan yang diperlukan dapat diadopsi dengan lancar oleh organisasi.

Project and Change Management yang Efektif

Setiap bisnis harus siap menghadapi perubahan yang bisa terjadi kapan saja. Memahami manajemen perubahan akan sangat bermanfaat apabila bisnis sedang dihadapkan perubahan, Anda bisa langsung menentukan strategi dan langkah yang efektif untuk mempertahankan usaha dan juga kinerja

Identifikasi Kebutuhan Perubahan

Seperti fungsi awal, manajemen perubahan akan menunjukkan faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap proyek yang sedang berjalan. Melakukan identifikasi dan juga analisis terhadap kebutuhan perubahan akan menjadi langkah baik agar bisnis Anda mengetahui poin mana yang harus dilakukan perubahan dan strategi apa yang harus kembali di rancang.

Namun, dalam melakukan identifikasi kebutuhan perubahan, Anda juga harus memperhatikan dampak yang akan berpengaruh pada karyawan ataupun bisnis yang sedang Anda jalankan.

Menegaskan Tentang Tujuan dan Misi Dengan Jelas

Setelah melakukan identifikasi terhadap kebutuhan perubahan, Anda bisa melakukan penegasan terhadap tujuan dan juga misi dari perusahaan. Dengan menegaskan ataupun menetapkan, bisnis akan memiliki arah yang jelas dan juga bisa menjadi tolak ukur untuk keberhasilan. Selain itu, menetapkan tujuan dan misi akan memotivasi karyawan untuk lebih bersemangat dan meningkatkan kinerja mereka.

Perencanaan dan Pengorganisasian Perubahan

Jika tujuan dan misi sudah ditetapkan maka Anda bisa melihat bagian-bagian yang harus dilakukan tahap perencanaan dan pengorganisasian perubahan. Melakukan perencanaan kembali mulai dari sumber daya manusia hingga anggaran akan menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan.

Dalam perencanaannya, menentukan tenaga kerja yang bertanggung jawab akan membantu meminimalkan kegagalan dalam proses implementasi dan juga memudahkan dalam mengorganisir.

Melakukan Implementasi Secara Bertahap

Ketika perencanaan sudah begitu matang dan siap untuk eksekusi, Anda bisa beralih ke tahap implementasi. Dalam praktiknya, perencanaan dan strategi perubahan akan dilaksanakan dengan begitu banyak pertimbangan. Namun, ada tips agar bisnis tidak mengalami kerugian besar ataupun berada di kondisi yang tidak diinginkan.

Anda bisa melakukan mini uji coba atau sampel untuk melihat seberapa berpengaruh perencanaan yang baru dan apakah efektif jika diimplementasikan. Melakukan implementasi secara bertahap juga bisa membantu karyawan melakukan adaptasi dan memastikan kenyamanan dalam bekerja.

Melakukan Monitoring dan Evaluasi

Tidak langsung selesai pada tahapan implementasi, Anda  masih perlu melakukan tahapan monitoring dan evaluasi. Proses monitoring dan evaluasi akan sangat bermanfaat untuk melihat seberapa berhasil implementasi perubahan dan keefektifannya dengan mengacu pada tolak ukur keberhasilan.

Dengan monitoring, Anda bisa menentukan bagian-bagian yang harus ditingkatkan ataupun dievaluasi agar bisa lebih baik ke depannya. Monitoring dan evaluasi tidak semena-mena dilakukan satu kali saja, tetapi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk mengantisipasi apakah ada perubahan tren bisnis baru untuk menentukan langkah strategis dalam bisnis.

Dalam menghadapi tantangan perubahan zaman yang begitu pesat, adaptasi yang baik dan tepat dibutuhkan agar bisnis terus berjalan. Memahami manajemen perubahan dalam proyek akan membantu dalam melakukan perencanaan strategis yang menghasilkan langkah tepat untuk keberlangsungan bisnis Anda.

Mengenal Agile Project Management: Komponen dan Manfaat

Mengenal Agile Project Management: Komponen dan Manfaat

Manajemen proyek di dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk menciptakan kolaborasi yang optimal antaranggota tim dan mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Agile Project Management.

Agile Project Management adalah metode pengelolaan proyek yang terbuka terhadap semua anggota tim baik dari segi perencanaan proyek, product quality control, hingga sistem yang dipakai. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tim untuk selalu terlibat terhadap proyek dan menekankan transparansi.

Keterbukaan dalam agile project management juga bertujuan supaya pemimpin dan anggota tim dapat lebih adaptif terhadap perubahan serta dapat berdiskusi dengan lebih sehat untuk mencapai tujuan dengan lebih optimal.

 

Apa Saja Komponen Agile Project Management?

Manajemen ini menekankan kolaborasi yang kuat antara tim proyek, pelanggan, dan pihak terkait lainnya. Pendekatan ini berbeda dari metode tradisional seperti Waterfall, yang menekankan pada perencanaan yang ketat di awal proyek dan jarang mengakomodasi perubahan yang terjadi di tengah jalan.

Lalu, bagaimana langkah-langkah mewujudkan agile management?  Ikuti cara ini:

Menyusun Sprint Planning

Salah satu core value dari agile management adalah sprint. Dalam sprint ini, tim bekerja pada serangkaian tugas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam periode waktu tertentu, biasanya satu hingga empat minggu. Proses perencanaan sprint salah satunya meliputi identifikasi tugas-tugas yang akan diselesaikan selama masa sprint tersebut berlangsung.

Kolaborasi dan Komunikasi yang Aktif

Communication is the key, termasuk dalam penerapan agile management. Dorong kolaborasi dan komunikasi yang terbuka di antara anggota tim. Stand-up meetings, misalnya, yang dilakukan secara rutin, dapat membantu memastikan bahwa setiap anggota tim memahami tujuan dari proyek dan mengidentifikasi masalah apa pun yang mungkin mereka hadapi secepat mungkin.

Adaptasi Berkelanjutan

Agile Management berfokus pada respons terhadap perubahan yang cepat tanggap dan efektif. Kunci untuk menghadapi perubahan ini ada dalam evaluasi yang kontinyu dan terstruktur terhadap kinerja tim serta menyesuaikan planning berdasarkan feedback yang diterima.

Sosialisasi Pemahaman

Agar proses agile management ini dapat berjalan secara efektif, setiap anggota tim harus benar-benar memahaminya. Pemimpin perusahaan juga harus memainkan peran aktif dalam mendukung sosialisasi ini dan memastikan bahwa seluruh budaya perusahaan betul-betul mendukung prinsip-prinsip agile management.

 

Apa Saja Manfaat Agile Management?

Penerapan agile management yang terstruktur dan kontinyu dapat memberikan manfaat bagi perusahaan:

Adanya Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Agile Project Management memungkinkan tim untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan pelanggan atau kondisi pasar. Ini membantu proyek tetap relevan dan bernilai dalam lingkungan yang terus berubah.

Adanya Peningkatan Kualitas

Dengan flow singkat dan adanya feedback yang sifatnya kontinyu, tim di dalam perusahaan akan selalu memiliki kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pekerjaan.

Kepuasan Pelanggan yang Lebih Tinggi

Agile management tidak hanya berdampak baik pada kinerja tim saja, tetapi juga pada pelanggan yang menggunakan jasa/produk perusahaan Anda. Agile Project Management juga turut melibatkan pelanggan dan memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Hal ini tentu akan membuat pelanggan merasa dihargai dan membuat perusahaan mampu untuk lebih memahami pelanggan.

Meningkatkan Teamwork

Lewat kebiasaan seperti stand-up meetings dan sprint review, agile project management memastikan bahwa semua anggota tim memahami tujuan yang akan diraih dan saling bekerja sama dalam prosesnya. Kebiasaan tersebut tentu membantu memperkuat kolaborasi antaranggota dan mengurangi risiko kegagalan komunikasi.

 

Sudahkah Anda menerapkan agile project management pada tim Anda? Apabila Anda ingin membuat tim Anda lebih solid dan mampu mencapai tujuan perusahaan, maka Anda bisa segera merancang metode ini untuk usaha Anda.

Mengenal Performance Metric Definisi, Manfaat Serta Contoh 4 Cara Meningkatkan Kinerja dengan Emotional Intelligence

Mengenal Performance Metric Definisi, Manfaat Serta Contoh

Bagaimana caranya kita bisa tahu jika sebuah organisasi atau perusahaan terus berkembang? Ternyata, hal tersebut tidak bisa disimpulkan hanya dari profit yang meningkat maupun jumlah karyawan yang bertambah.

Terdapat cara yang lebih akurat untuk mengetahui keadaaan sebuah bisnis, yaitu dengan menggunakan performance metrics. Apa sebenarnya manfaat dari metrik ini? Seperti apa contoh metrik yang bisa kita terapkan? Simak pembahasan singkatnya dalam artikel ini.

Apa itu Performance Metric?

Dilansir dari laman ASQ, performance metrics atau metrik kinerja adalah figur yang merepresentasikan data tentang operasional dan gambaran umum dari sebuah organisasi.

Terdapat berbagai metrik yang dipakai dalam perusahaan. Beberapa contohnya adalah metrik penjualan, nilai investasi, tingkat profit, kepuasan pelanggan, dan lainnya.

Secara umum, penyakit kinerja dapat dikatakan sebagai instrumen yang dipakai untuk melacak proses dalam bisnis. Perusahaan memanfaatkannya sebagai alat untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan.

Lantas, apa bedanya metrik kinerja dengan Key Performance Indicator? Menurut Glints, keduanya memang saling beririsan tetapi performance metric lebih umum karena mencakup bisnis secara keseluruhan.

Sementara itu, KPI meliputi beberapa aspek tertentu saja yang dirasa penting.

Manfaat Performance Metric

Performance metrics memang merupakan alat untuk mempermudah sebuah bisnis mencapai tujuannya. Namun apa saja sebenarnya manfaat yang bisa didapatkan?

Berikut informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Pertama, metrik membantu kita untuk mengetahui sejauh mana sebuah proyek mencapai tujuannya. Misalnya, metrik produk akan memberi informasi mengenai bagaimana produk telah memenuhi target bisnis.

Selain itu, metrik juga berfungsi menyediakan sejumlah informasi yang terkait dengan proyek tertentu. Dalam metrik produk, figur metrik akan menampilkan data mengenai selera pasar, hambatan yang dihadapi, serta peluang yang tersedia.

Dilansir dari peopleshift.id, secara keseluruhan, metrik kinerja akan memberi data penting yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan laba. Dengan begitu, kita bisa melakukan tindakan yang terkait dengan perencanaan, evaluasi, dan adaptasi untuk mencapai tujuan bisnis.

Contoh Performance Metrics

Sekarang, kita akan mengulas empat contoh performance metric yang diterapkan dalam sebuah operasional perusahaan. Contoh metrik tersebut adalah:

1. Metrik operasional perusahaan

Metrik performa perusahaan memantau penjualan, pemasaran, serta profit. Dalam implementasinya, figur data meliputi tiga hal berikut, yakni:

  • Indikator Return of Investment atau ROI: data ini digunakan untuk mengetahui apakah investasi yang berjalan bisa mendatangkan keuntungan untuk perusahaan.
  • Profitabilitas: metrik performa profit digunakan untuk mengetahui tingkat potensi profit lalu membandingkannya dengan target keuntungan yang telah ditentukan.
  • Produktivitas: metrik ini meninjau antara sumber daya dengan kerja yang berjalan.

2. Metrik kinerja penjualan

Figur ini berfungsi mengukur kinerja penjualan produk maupun jasa yang dilakukan oleh tim maupun perorangan. Data di dalamnya meliputi:

  • aktivitas
  • produktivitas penjualan
  • lead generation.

3. Metrik kinerja manajemen proyek

Sementara itu, metrik manajemen proyek bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan potensi profit suatu proyek. Beberapa komponen yang diukur dalam metrik ini di antaranya adalah produktivitas, kualitas, tingkat kepuasan, serta biaya.

4. Metrik kinerja karyawan

Metrik ini mengukur efektivitas kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Beberapa cakupannya antara lain kualitas, efisiensi, dan produktivitas.

 

Performance metrics berguna untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dan seluruh bagian di dalamnya untuk mencapai target dan meningkatkan profit. Terapkan metode tersebut untuk memperoleh gambaran akurat mengenai kinerja yang telah berjalan dan memperkirakan tindakan perbaikan. Semoga bermanfaat.

Project and Change Management: Definisi dan Perbedaannya

Project and Change Management: Definisi dan Perbedaannya

Manajemen merupakan sebuah bentuk pengaturan yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan. Biasanya, manajemen dilakukan oleh perusahaan untuk memperlancar proses penyelesaian suatu tugas. Manajemen sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah project and change management atau manajemen proyek dan manajemen perubahan.

Kedua jenis manajemen tersebut saling berkaitan tetapi pada dasarnya berbeda. Misalnya, perubahan yang diterapkan melalui change management dapat memengaruhi penerapan project management. Terkadang, manajer proyek juga aktif berkolaborasi dengan manajer perubahan dalam proses penerapan perubahan. Lantas, di mana titik perbedaan antara manajemen proyek dan manajemen perubahan?

Apa Itu Project Management

Secara umum, manajemen merupakan upaya untuk mencapai tujuan dengan cara seefisien mungkin. Sementara itu, proyek didefinisikan sebagai suatu rencana pekerjaan dengan tujuan tertentu yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Jadi, manajemen proyek adalah metode atau pendekatan untuk mengelola proyek secara efektif dan efisien.

Melansir dari laman Investopedia, project management melibatkan prosedur perencanaan dan juga pengorganisasian segala bentuk sumber daya yang ada di perusahaan. Tujuannya adalah untuk menggerakkan suatu tugas atau pekerjaan dengan tujuan tertentu. Pendekatan ini juga melibatkan satu kali aktivitas atau berulang kali dan sumber daya yang beragam, seperti karyawan, teknologi, keuangan, dan lain sebagainya.

Apa Itu Change Management?

Change management atau manajemen perubahan adalah suatu pendekatan terstruktur yang bertujuan untuk mempersiapkan, mengelola, sekaligus memberikan dukungan terhadap individu, kelompok, maupun organisasi dalam menghadapi perubahan. Jenis manajemen yang satu ini difokuskan pada pengelolaan resistensi yang muncul akibat adanya perubahan. Di samping itu, manajemen perubahan juga ditujukan untuk memastikan bahwa setiap anggota organisasi mampu menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang ada serta turut serta dalam memastikan keberhasilan implementasi perubahan.

Umumnya, change management melibatkan proses identifikasi efek dari perubahan yang terjadi, pemberian pelatihan, dan pemberian dukungan kepada individu yang terkena dampak dari perubahan tersebut. 

Perbedaan Project and Change Management

Jika dilihat dari definisinya saja, terlihat bahwa project and change management memiliki sedikit kesamaan. Namun dalam praktiknya, ada banyak perbedaan dari kedua jenis manajemen tersebut. 

Sebagai contoh, apabila perusahaan A ingin melakukan perubahan pada proyek mereka yang pada akhirnya dapat memengaruhi konsumen, maka manajemen perubahan dan proyek sama-sama akan terlibat. Manajemen proyek bertugas untuk menerapkan perubahan, sementara manajemen perubahan bertugas untuk memberikan edukasi terhadap konsumen tentang perubahan tersebut.

Untuk lebih memahami perbedaan antara manajemen proyek dan manajemen perubahan, simak poin-poin berikut ini.

  1. Fokus utama

Manajemen proyek difokuskan pada pengelolaan seluruh aspek dalam proyek, mulai dari perencanaan hingga proses pelaksanaan dan pemantauan proyek. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan tertentu dari proyek yang diselenggarakan. Caranya adalah dengan memastikan bahwa proyek selesai secara tepat waktu, sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, dan memiliki kualitas yang diharapkan. Di sini, manajer proyek mengemban tanggung jawab untuk melakukan koordinasi berbagai aktivitas dan juga sumber daya agar proyek berjalan dengan lancar.

Sementara itu, manajemen perubahan difokuskan pada pengelolaan perubahan dalam organisasi atau proyek yang sedang berlangsung. Hal ini mencakup persiapan setiap anggota organisasi untuk menghadapi perubahan, mengurangi tingkat resistensi terhadap perubahan, dan memastikan keberhasilan dari proses perubahan tersebut. 

  1. Metrik keberhasilan

Perbedaan project and change management dapat dilihat dari metrik keberhasilan keduanya. Untuk manajemen perubahan, metrik keberhasilannya dapat diukur dari seberapa baik suatu proyek bisa memenuhi tujuan, tenggat waktu yang sudah ditetapkan, anggaran, serta kualitas yang sudah ditetapkan di awal. Indikator keberhasilan ini juga mencakup sejauh mana suatu proyek bisa mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul selama proses pelaksanaan proyek.

Di sisi lain, keberhasilan manajemen perubahan diukur dari seberapa baik suatu organisasi berhasil menerapkan perubahan, seberapa cepat perubahan diterapkan, dan seberapa besar dampak positif dari transformasi tersebut pada organisasi. Indikator keberhasilan ini juga mencerminkan sampai sejauh mana perubahan tersebut berhasil memengaruhi atau mengubah cara kerja dan budaya organisasi.

  1. Kelompok sasaran

Perbedaan antara manajemen proyek dan manajemen perubahan juga dapat dilihat dari kelompok sasaran keduanya. Manajemen proyek pada dasarnya lebih fokus pada tim yang mengemban tanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek itu sendiri dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Umumnya, tim pelaksana proyek terdiri dari beberapa anggota dengan peran dan tanggung jawab mereka masing-masing dalam mencapai tujuan utama dari proyek tersebut.

Sementara itu, manajemen perubahan fokus pada seluruh anggota organisasi yang akan terpengaruh oleh adanya perubahan. Anggota dalam ini adalah karyawan, investor, pemilik organisasi, hingga konsumen yang perlu terlibat dalam perubahan. Manajemen perubahan juga mengharuskan terjadinya kolaborasi antara berbagai departemen dalam satu organisasi untuk memastikan keberhasilan implementasi perubahan.

  1. Kepemimpinan dan kolaborasi

Dalam manajemen proyek, tentunya terdapat pemimpin yang bertugas untuk memimpin proyek. Pemimpin tersebut tak lain adalah manajer proyek yang akan selalu bekerja sama dengan tim proyek untuk mencapai tujuan akhir dari proyek terkait. 

Manajer proyek wajib memiliki keterampilan manajemen proyek yang komprehensif, baik secara interpersonal maupun teknis. Hal ini agar mereka mampu mengkoordinasikan aktivitas proyek secara efektif dan menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan. Kendati manajer proyek bekerja sama dengan setiap anggota tim mereka, mereka tetaplah pemimpin yang memiliki kewenangan, ibarat “kapten dan awak kapalnya”.

Sementara itu dalam manajemen perubahan, tentu ada pihak yang memimpin inisiatif perubahan. Namun sampai sejauh ini jarang ada yang menggunakan istilah “manajer perubahan” melainkan lebih ke “praktisi perubahan”.

Peran seorang praktisi perubahan tak bisa disamakan dengan peran manajer proyek yang dianalogikan dengan “kapten dan awak kapalnya”. Melansir laman Prosci, pihak-pihak yang mengemban tugas sebagai praktisi perubahan adalah praktisi perubahan, manajer proyek, manajer SDM (HRD), dan sponsor.

Pihak-pihak tersebut bertanggung jawab mempersiapkan rencana dan strategi untuk melakukan perubahan serta memberikan dukungan terhadap individu yang akan terpengaruh oleh perubahan tersebut. Meskipun pihak-pihak ini memiliki peran kepemimpinan, mereka tidak memiliki wewenang layaknya manajer proyek, melainkan mengandalkan komunikasi interaktif untuk menjamin keberhasilan implementasi perubahan.

Jadi, project and change management merupakan dua konsep yang berbeda dalam dunia bisnis. Manajemen proyek lebih difokuskan pada pencapaian tujuan dari sebuah proyek, sementara manajemen perubahan lebih ke soal pengelolaan perubahan yang terjadi dalam organisasi atau perusahaan.

Manajemen proyek juga menekankan pengelolaan segala bentuk aspek proyek, sedangkan manajemen perubahan difokuskan untuk mempersiapkan individu dalam menghadapi perubahan dan memastikan keberhasilan penerapannya. Jadi, meskipun keduanya memiliki fokus yang berbeda, keduanya sama-sama memainkan peran penting dalam keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan.

7 Tips untuk Mewujudkan Agile Project Management

7 Tips untuk Mewujudkan Agile Project Management

Agile project management, atau secara harfiah berarti manajemen proyek yang efisien, telah menjadi salah pendekatan yang cukup populer dalam mengelola proyek. Metode ini utamanya diterapkan pada lingkungan kerja yang dinamis dan sering mengalami perubahan. 

Secara garis besar, metode ini difokuskan pada kolaborasi, fleksibilitas, dan adaptasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi selama proyek berlangsung. Untuk bisa menerapkan agile project management, ada beberapa tips yang perlu diketahui.

7 Tips Mewujudkan Agile Project Management

Berikut beberapa tips atau langkah dalam menerapkan agile project management:

  1. Susun perencanaan

Perencanaan merupakan fondasi penting dari setiap proyek. Untuk menerapkan manajemen proyek yang efisien, rencana kerja harus terstruktur dan mencakup tahapan-tahapan serta tujuan proyek secara transparan dan menyeluruh. Namun rencana tersebut juga harus dibuat fleksibel agar bisa disesuaikan dengan perubahan yang kemungkinan terjadi selama proyek berlangsung.

  1. Pahami proyek secara mendalam

Tips yang kedua adalah pemahaman komprehensif tentang tujuan dan ruang lingkup proyek itu sendiri. Setiap anggota tim harus memiliki pemahaman yang mendalam terkait apa yang ingin dicapai dari suatu proyek dan bagaimana cara mencapainya. Dengan begitu, tim mampu mengidentifikasi tantangan yang kemungkinan muncul dan merancang strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.

  1. Bagi proyek ke dalam beberapa tugas

Salah satu prinsip utama dari metode agile project management adalah pembagian suatu proyek menjadi beberapa tugas yang lebih kecil. Dengan begitu, tim dapat lebih fokus pada penyelesaian tugas yang lebih terukur dan bisa diuji secara berkala. Di sisi lain, hal ini juga membantu tim untuk lebih cepat beradaptasi dengan perubahan dan memperbaiki kekurangan dari tugas sebelumnya secara lebih efisien.

  1. Tentukan tim sesuai dengan tugas dan peran

Tips selanjutnya untuk menerapkan manajemen proyek yang efisien adalah dengan memilih tim yang tepat. Pastikan setiap anggota dalam tim memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan tugas dan peran mereka dalam proyek. Di samping itu, pastikan pula bahwa tim tersebut mampu untuk berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif. Dengan begitu, proyek bisa dikerjakan dengan lebih optimal, efisien, dan memiliki hasil akhir yang berkualitas.

  1. Lakukan rapat

Rapat merupakan agenda penting yang tak boleh dilewatkan dalam proses pengerjaan suatu proyek. Sebab, rapat adalah ruang yang dapat memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara anggota tim. Paling tidak, setiap hari harus ada rapat singkat yang ditujukan untuk memantau kemajuan proyek, mengidentifikasi kendala yang mungkin ada, dan mengambil langkah strategis untuk mengatasinya.

  1. Eksekusi proyek step by step

Tips berikutnya dalam pendekatan agile project management adalah mengeksekusi proyek secara bertahap sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Jangan langsung mengambil langkah besar hanya agar proyek cepat selesai. Namun, lakukan secara satu demi satu, langkah demi langkah agar setiap tugas dalam proyek bisa selesai dengan optimal. Baru setelah itu lakukan tahap berikutnya hingga tujuan utama dari proyek akhirnya tercapai.

  1. Jaga komunikasi

Komunikasi yang jelas dan transparan adalah kunci sukses menerapkan metode manajemen proyek yang efisien. Pastikan semua anggota tim berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan dan mampu berkomunikasi secara terbuka dengan anggota lainnya. Dengan begitu, tim bisa dengan cepat merespons kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam proyek sehingga proyek tetap berjalan dengan lancar. Komunikasi juga membantu meminimalkan potensi kesalahpahaman antar anggota tim.

Jadi, itulah agile project management, yakni metode manajemen proyek yang efektif dan efisien. Untuk mewujudkan metode ini, diperlukan komitmen, kolaborasi, dan adaptasi dari setiap anggota tim. Dengan begitu, tim mampu menyelesaikan proyek secara optimal, memiliki hasil yang berkualitas, dan tepat waktu.