Penguasaan kemampuan komunikasi yang baik sangatlah penting dalam mendorong kelancaran operasional bisnis. Ada berbagai teknik berkomunikasi yang bisa Anda kuasai. Salah satunya adalah assertive communication.
Dalam pengertiannya, komunikasi asertif merupakan metode penyampaian yang mendorong Anda untuk bersikap tegas dan berani dalam mengutarakan pikiran, perasaan, maupun kebutuhan. Di waktu yang sama, Anda dapat melakukannya tanpa melakukan intimidasi maupun sikap merendahkan orang lain.
Karakteristik Assertive Communication
Untuk dapat mengenal secara lebih mendalam tentang apa itu komunikasi asertif, Anda bisa mengetahui beberapa karakteristik dari metode komunikasi ini, yaitu:
- Kontak mata dengan lawan bicara yang mengindikasikan kalau Anda memberikan perhatian kepadanya.
- Postur tubuh yang penuh percaya diri. Hal ini menunjukkan kalau Anda berada pada situasi nyaman.
- Bersikap jujur dan terbuka, tanpa ada upaya melakukan manipulasi atau menipu.
- Menyampaikan pesan secara jelas.
- Menggunakan bahasa yang positif tanpa ada pemakaian kata-kata yang bersifat ancaman, menyalahkan, maupun shaming.
- Cara penyampaian pesan yang dilakukan pada waktu serta lokasi yang tepat.
Manfaat Assertive Communication
Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dari penerapan pola komunikasi asertif, di antaranya:
1. Membangun Rasa Percaya
Komunikasi asertif mendorong Anda untuk bersikap jujur dan terbuka. Kebiasaan ini pun akan mendorong orang-orang untuk menaruh kepercayaan terhadap setiap hal yang Anda sampaikan dan lakukan.
2. Melindungi Privasi
Penerapan komunikasi asertif juga membantu Anda dalam menjaga privasi. Pola komunikasi ini mendorong Anda untuk bisa menyampaikan perasaan dan menggunakannya untuk menentukan batasan dalam hubungan pertemanan, bisnis, dan yang lainnya.
3. Mencegah Stres
Komunikasi asertif juga menjadi sarana tepat dalam mencegah terjadinya stres di tempat kerja. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan metode komunikasi ini untuk mengungkapkan beban kerja secara efektif kepada atasan.
4. Mencegah Terjadinya Konflik
Penggunaan komunikasi asertif juga bermanfaat dalam mencegah terjadinya konflik dengan orang-orang di sekitar. Penerapannya membantu Anda untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan efektif tanpa menimbulkan efek negatif pada hubungan dengan orang lain.
5. Mendorong Rasa Percaya Diri
Terakhir, Anda bisa memperoleh manfaat komunikasi asertif yang dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bahkan, Anda juga bisa memperoleh manfaat tambahan berupa meningkatnya kepuasan pada hubungan yang dimiliki.
Cara Menumbuhkan Kemampuan Assertive Communication
Dengan manfaat yang begitu besar, Anda perlu membiasakan diri untuk menggunakan metode komunikasi asertif dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana cara yang dapat Anda praktikkan untuk menerapkannya? Ada 7 tips yang bisa Anda lakukan, yakni:
1. Kedepankan Fakta
Tips pertama adalah dengan menyampaikan fakta, terutama berkaitan dengan hal yang tidak Anda sukai. Cara seperti ini lebih efektif dibandingkan penggunaan kata dengan nada yang negatif dan bersifat judgment.
Contohnya, ada rekan kerja yang terbiasa terlambat ke kantor. Dia baru muncul setelah terlambat hampir 20 menit. Anda bisa mempraktikkan metode komunikasi asertif pada situasi alih-alih menggunakan pendekatan yang agresif.
Respons yang harus Anda hindari: “Anda itu, ya! Selalu saja telat!”
Komunikasi asertif: “Kita seharusnya berkumpul dan memulai rapat pukul 13.30. Namun, sekarang sudah jam 13.50.”
2. Jangan Berlebihan dan Bersikap Menghakimi
Selanjutnya, Anda juga perlu membiasakan diri untuk tidak membesar-besarkan dan bahkan mendramatisi. Apalagi sampai menghakimi dengan disertai dengan nada suara yang keras. Sebagai gantinya, Anda hanya perlu memberikan penjelasan dengan baik.
Respons yang harus Anda hindari: “Gara-gara Anda saya jadi tak bisa menikmati makan siang dengan enak dan jadi terburu-buru. Dasar, tukang telat!”
Komunikasi asertif: “Karena terburu-buru datang jam 13.30, saya harus makan dengan cepat. Apalagi, nanti ada jadwal lagi jam 14.00.”
3. Gunakan Kata “Saya”
Dalam penerapan komunikasi asertif, Anda dapat mengedepankan kata “saya” dibandingkan “Anda” atau “kamu”. Hal ini bertujuan untuk menghindari kalimat yang sifatnya menyerang dan akan mendorong lawan bicara untuk bersikap defensif.
Selain itu, penggunaan kata “saya” juga membuat Anda bisa memfokuskan perkataan pada apa yang Anda rasakan. Hal ini juga akan meminimalkan sikap defensif dari lawan bicara dan akan mendorong mereka mempunyai rasa bersalah serta berusaha untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.
Respons yang harus Anda hindari: “Anda harus stop kebiasaan telat kayak gitu!”
Komunikasi asertif: “Saya ingin Anda lebih menghargai waktu orang lain dan datang tepat waktu.”
4. Gunakan Bahasa Tubuh
Komunikasi asertif mempunyai karakteristik dengan tidak hanya menggunakan kata-kata, tetapi juga bahasa tubuh. Oleh karena itu, pastikan Anda menerapkan bahasa tubuh yang penuh percaya diri saat berhadapan dengan lawan bicara.
Jaga postur tubuh dengan tegak. Gunakan mimik wajah yang netral. Jangan terbiasa untuk menyilangkan tangan maupun kaki. Selain itu, pastikan untuk menjaga agar pandangan fokus pada lawan bicara.
5. Belajar untuk Berkata “Tidak”
Tips yang tidak kalah penting dalam membiasakan untuk berkata tidak. Apalagi, bagi Anda yang mempunyai kesulitan untuk menolak permintaan dari orang-orang di sekitar. Anda pun bisa melakukan penolakan cukup dengan berkata, “Tidak, saya tidak bisa melakukannya”.
Saat menyampaikan kalimat penolakan tersebut, Anda tidak perlu menjelaskan alasannya. Cukup sampaikan penolakan secara singkat. Kalaupun Anda memiliki alasan tersendiri, sampaikan dengan lugas dan tegas.
6. Berlatih untuk Mengatakan Apa yang Ingin Anda Katakan
Upaya yang tidak kalah penting adalah dengan berlatih mengucapkan apa yang ingin Anda sampaikan di dalam kepala. Cara berlatih yang bisa Anda lakukan cukup sederhana. Anda bisa memulainya dengan bicara di depan cermin.
Selain itu, Anda dapat pula berlatih komunikasi asertif dengan teman maupun pasangan. Selanjutnya, Anda bisa meminta feedback atau masukan atas latihan yang telah dilakukan tersebut.
7. Jaga Kondisi Emosi
Tips terakhir adalah membiasakan diri untuk menjaga emosi. Menjaga kondisi emosi saat bicara dengan orang lain bisa jadi hal yang sulit. Apalagi, ketika berhadapan dengan orang yang tengah melakukan kesalahan seperti telat datang saat janji.
Namun, menjaga emosi sangat penting dalam rangka menghindari terjadinya konflik dengan lawan bicara. Emosi yang stabil juga membantu Anda untuk bisa menyampaikan pesan secara lebih jelas.
Untuk menjaga agar kondisi emosi stabil saat berbicara dengan orang lain, biasakan untuk jangan bicara secara terburu-buru. Tarik napas panjang sebelum bicara. Selain itu, hindari pula kebiasaan merespons lawan bicara secara langsung, apalagi sampai memotong pembicaraan. Tunggu sejenak sampai mereka selesai bicara.
Nah, sekarang Anda sudah lebih memahami apa itu assertive communication dan berbagai manfaat dalam penerapannya, kan?
Kemampuan ini bisa membantu Anda untuk melakukan komunikasi secara lebih baik. Selain itu, Anda juga bisa menjalin hubungan dengan orang lain secara lebih positif tanpa ada konflik yang dapat mengganggu produktivitas pekerjaan.
Selamat mencoba, dan semoga bermanfaat, ya.