Bagaimana Kanban Systems Meningkatkan Efisiensi Produksi

Bagaimana Kanban Systems Meningkatkan Efisiensi Produksi?

Proses produksi melibatkan rangkaian tindakan yang menghasilkan produk final dalam jumlah serta kualitas yang disyaratkan. Kanban Systems merupakan salah satu cara untuk melancarkan prosedur tersebut sehingga tidak menghasilkan penumpukan inventori, informasi yang simpang siur, serta masalah lainnya. 

Bagaimana cara menerapkan sistem ini dalam usaha Anda sendiri?

Apa Itu Kanban Systems 

Kanban Systems merupakan sistem manajemen berbasis pengaturan inventori yang menggunakan petunjuk visual untuk mendeskripsikan alurnya. Penerapannya melibatkan informasi berbasis respons cepat dan petunjuk visual seperti cue cards, baik yang berbentuk fisik maupun digital.

Aspek komunikasi visual ini terlihat dari sejarah Kanban Systems di pabrik produksi Toyota di Jepang. Pada awal tahun 1940-an, insinyur Taiichi Ono mengembangkan sistem manajemen inventori untuk melancarkan proses produksi Toyota dan meningkatkan daya saing melawan pabrik Amerika. Sistemnya membantu mengurangi pemborosan inventori dan meningkatkan efisiensi produksi.

Sistem Ono memanfaatkan rangkaian kartu petunjuk visual yang dipajang di rak-rak besar sehingga para pekerja bisa melihat semuanya. Kartu tersebut terbagi ke dalam beberapa kategori seperti To Do, Done, dan In Progress. Semua informasi tersaji secara real-time dan setiap departemen bisa memastikan bahwa alur kerja mereka lancar.

Di zaman modern, Sistem Kanban bisa diterapkan lewat software yang menampilkan alur tugas masing-masing departemen serta kartu-kartu petunjuk digital. Setiap kartu berisi informasi terkait kemajuan tugas yang mereka lakukan. Masalah yang terjadi langsung dicatat sehingga bisa segera dievaluasi dan dikelola.

6 Prinsip Kanban Systems 

Perusahaan masa kini bisa menerapkan Kanban Systems dengan mengadopsi teknologi seperti software manajemen dengan fitur visual cards. Akan tetapi, ada enam prinsip yang harus Anda ikuti untuk menerapkan Sistem Kanban, yaitu:

  • Memahami Alur Tugas Saat Ini

Prinsip utama Sistem Kanban adalah pemahaman akan tugas dan tanggung jawab setiap departemen dalam alur produksi. Hal ini menjadi patokan saat harus menerapkan sistem sesuai SOP masing-masing bagian.

  • Transformasi dan Peningkatan Kinerja secara Bertahap

Karena berfokus pada alur serta tanggung jawab di masing-masing departemen, Sistem Kanban mendorong perbaikan dan peningkatan kinerja dalam tahap kecil. Hal ini menciptakan transformasi yang sifatnya bertahap, bukan sekaligus.

  • Penerapan Konsep Leadership secara Merata

Konsep leadership tidak hanya diterapkan para manajer atau ketua tim. Para pegawai atau staf pun harus menerapkan elemen leadership seperti inisiatif, observasi, dan dorongan untuk membagikan ide.

  • Fokus pada Ekspektasi Konsumen

Penerapan Sistem Kanban bermuara pada ekspektasi dan kepuasan konsumen. Setiap langkah harus disesuaikan dengan standar yang diinginkan konsumen, terutama jika produk tersebut punya banyak saingan.

  • Atur Pekerjaan, Bukan Pekerjanya

Kanban Systems berfokus pada pengaturan sistem pekerjaan, bukan melakukan micromanagement terhadap setiap karyawan. Hal ini mendorong rasa tanggung jawab, kepercayaan, dan inisiatif terkait tugas masing-masing.

  • Evaluasi secara Berkelanjutan

Sistem Kanban mendorong evaluasi secara berkelanjutan bahkan selama proses produksi berlangsung. Setiap departemen dan staf bisa mengajukan ide yang akan langsung terlihat oleh setiap orang tanpa hambatan birokrasi.

Manfaat Penerapan Kanban Systems 

Sistem Kanban membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, misalnya dalam hal mengurangi penumpukan bahan mentah agar tidak menumpuk saat proses produksi dilakukan. Sistem Kanban juga memangkas birokrasi terkait sharing pesan dan ide. Intinya, sistem ini memangkas hal-hal yang tidak diperlukan dalam proses produksi tanpa mengorbankan kualitas.

Anda bisa belajar menerapkan Kanban Systems lewat pelatihan yang berfokus pada perusahaan, misalnya program dari Peopleshift. Dengan materi yang berbasis pada tuntutan bisnis di era digital, sistem pelatihan ini akan membantu bisnis Anda untuk bisa beroperasi dengan lebih efektif dan efisien. 

Peranan Creativity Workshops dalam Meningkatkan Produktivitas dan Efektivitas Kerja

Peranan Creativity Workshops dalam Meningkatkan Produktivitas dan Efektivitas Kerja

Di era yang serba dinamis, kreativitas menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas kerja. Untuk itulah, creativity workshops hadir untuk membantu individu serta tim untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat ide-ide kreatif.

Apakah yang dimaksud dengan creativity workshops dan apa saja manfaatnya dalam meningkatkan produktivitas kerja? Anda bisa menemukan jawabannya di artikel berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Creativity Workshops?

Creativity workshop merupakan bentuk pelatihan yang bertujuan untuk menggali dan menyalurkan bakat kreatif seseorang. Biasanya, workshop seperti ini dilakukan dalam bentuk kegiatan kolaboratif antara beberapa orang dalam satu tim untuk menyelesaikan suatu proyek atau tantangan tertentu. 

Tujuan utama creativity workshops adalah untuk melatih pesertanya bagaimana cara berpikir kreatif, membuat ide yang inovatif, serta merealisasikan ide tersebut dalam tindakan nyata. Workshop ini memberikan peluang bagi semua orang untuk mengasah kreativitasnya sehingga tidak heran jika semua orang bisa ikut dalam kegiatan workshop ini. 

Selain meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara kreatif, peserta workshop berpeluang untuk membangun relasi baik dengan peserta lain. Hal ini penting, mengingat terwujudnya suatu inovasi sering kali butuh melibatkan kerja sama banyak orang dengan expertise (keahlian) yang berbeda. 

Manfaat Creativity Workshops

Tidak sekadar melatih pesertanya untuk berpikir kreatif, creativity workshops bisa memberikan banyak manfaat. Dalam kaitannya dengan produktivitas dan efektivitas kerja, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan.

1. Meningkatkan kemampuan problem solving

Bersama tim yang dibentuk dalam pelatihan, Anda ditantang untuk menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan metode berpikir kreatif (creative thinking). Melalui cara ini, Anda bisa meningkatkan kemampuan untuk menganalisis suatu masalah dengan cara yang unik dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Secara tidak langsung, Anda bisa melatih kemampuan problem solving.

2. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi

Dalam kegiatan creativity workshop, Anda dituntut untuk menyampaikan ide-ide kreatif kepada tim dan saling berkomunikasi secara efektif untuk mendapatkan penyelesaian terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan. Adanya kolaborasi dan komunikasi yang efektif akan memberikan dampak positif terhadap produktivitas dan efektivitas kerja. 

3. Meningkatkan kreativitas

Adanya kolaborasi bersama tim tidak jarang akan meningkatkan kreativitas dan inovasi. Ini disebabkan karena lingkungan kerja yang dipenuhi orang dengan berbagai latar belakang bisa membantu Anda untuk mendapatkan ide-ide baru. Hal inilah yang membuat seseorang bisa jadi lebih kreatif.

4. Meningkatkan motivasi

Menyelesaikan suatu proyek bersama dengan orang-orang yang memiliki semangat yang sama bisa membantu untuk meningkatkan motivasi kerja. Dengan motivasi kerja yang meningkat, produktivitas kerja juga berpotensi mengalami peningkatan juga. 

5. Mengurangi stres

Mengikuti kegiatan creativity workshops bisa membantu Anda untuk mengurangi stres. Pasalnya, kegiatan ini bisa membantu Anda untuk mengekspresikan pendapat dan bersosialisasi dengan banyak orang dalam satu tim. 

Siapa Saja yang Bisa Mengikuti Kegiatan Ini?

Siapa pun bisa mengikuti kegiatan creativity workshops. Akan tetapi, Anda perlu memperhatikan siapa target kegiatan tersebut dan seperti apa agenda kegiatan workshop yang dimaksud. Pasalnya, tidak semua kegiatan creativity workshops memiliki target peserta yang sama. Maka dari itulah, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu persyaratan, ketentuan, dan agenda suatu workshop sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti kegiatan workshop tersebut.

Kegiatan creativity workshops bisa diikuti oleh:

  • Orang yang ingin belajar metode-metode untuk meningkatkan kreativitas.
  • Orang yang ingin belajar memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif.
  • Orang yang ingin belajar bagaimana mengembangkan ide-ide baru untuk proyek atau bisnis mereka.
  • Orang yang ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan ingin belajar meningkatkan kemampuan problem solving.

Maka dari itulah, kegiatan creativity workshops ini bisa diikuti oleh siapa pun—baik itu pelajar dan mahasiswa, karyawan, pelaku bisnis, maupun seniman dan desainer. Akan tetapi, sebelum mengikuti kegiatan creativity workshop, Anda perlu mengetahui tujuan, agenda, dan target kegiatan agar kegiatan yang diikuti tepat sasaran.

Sinergi Innovative Thinking dan Design Thinking untuk Membuat Solusi yang Inovatif

Sinergi Innovative Thinking dan Design Thinking untuk Membuat Solusi yang Inovatif

Dalam berbisnis, inovasi merupakan suatu hal yang amat dibutuhkan oleh para pelaku bisnis. Tidak hanya untuk mengembangkan bisnis yang dijalankan, inovasi juga dibutuhkan pelaku bisnis untuk menemukan solusi unik atas suatu permasalahan. Dalam dunia bisnis, suatu tindakan berpikir yang dilakukan untuk menciptakan inovasi disebut dengan innovative thinking.

Pada penerapannya, innovative thinking saja tidaklah cukup untuk menyelesaikan permasalahan. Design thinking pun perlu dilakukan oleh pelaku bisnis untuk menyelaraskan inovasi yang diciptakan dengan kebutuhan sebenarnya pengguna produk/layanan (dalam hal ini masyarakat).

Seperti apakah innovative thinking dan design thinking itu? Lalu, bagaimana contoh penerapannya? Yuk, pelajari selengkapnya dalam artikel berikut!

Apa Itu Innovative Thinking?

Innovative thinking didefinisikan sebagai suatu tindakan berpikir atau kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru yang berlainan dari pola pikir tradisional. Kegiatan berpikir ini dilakukan untuk menemukan solusi inovatif terhadap suatu masalah dengan cara-cara yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Selain disebut sebagai innovative thinking, biasanya pemikiran seperti ini juga disebut sebagai creative thinking.

Tujuan Innovative Thinking

Innovative thinking memiliki tujuan akhir untuk menemukan ide-ide atau solusi alternatif untuk suatu masalah yang ingin dipecahkan. 

Ciri-Ciri Innovative Thinking

Ada empat ciri dari innovative thinking, yaitu:

  • Kreativitas

Innovative thinking memerlukan kreativitas yang kuat serta kemampuan untuk melihat suatu masalah dan menyelesaikannya dari perspektif yang berbeda dari biasanya.

  • Keterbukaan pikiran

Dalam melakukan innovative thinking, Anda perlu memiliki sikap yang terbuka untuk menerima masukan-masukan dari luar. Dengan cara ini, Anda bisa menemukan ide-ide baru untuk membuat solusi yang inovatif dan memberikan dampak positif untuk masyarakat.

  • Keingintahuan

Inovasi tentunya diawali dengan adanya rasa ingin tahu. Dengan adanya keingintahuan, seorang pelaku bisnis akan berani mengeksplor hal-hal baru. Dari sinilah Anda bisa membuat suatu solusi yang unik dan solutif untuk mengatasi permasalahan yang ada.

  • Pemecahan masalah

Proses innovative thinking yang Anda lakukan bertujuan untuk memecahkan masalah dengan cara-cara baru yang efektif.

Apa Itu Design Thinking?

Selain melakukan innovative thinking, seorang pelaku bisnis juga harus melakukan kegiatan design thinking dalam membuat solusi atas suatu permasalahan. 

Apa itu design thinking? Design thinking merupakan sebuah proses berulang untuk memahami pengguna (dalam hal ini masyarakat) dalam rangka mempelajari berbagai strategi dan solusi seperti apa yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang timbul. 

Tujuan Design Thinking

Tujuan akhir design thinking adalah untuk menciptakan suatu produk maupun layanan yang relevan dengan permasalahan yang terjadi di pasar. Selain itu, design thinking bertujuan untuk mencarikan solusi yang bersifat fungsional sesuai dengan kebutuhan pengguna. 

Sinergi Innovative Thinking dan Design Thinking 

Innovative thinking dan design thinking sama-sama memiliki manfaat dalam mengatasi suatu permasalahan. Innovative thinking membantu pelaku bisnis melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang unik dan belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Di sisi lain, design thinking membantu pelaku bisnis untuk mempelajari permasalahan dan kebutuhan pengguna produk/layanan serta memberikan solusi sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan mereka. 

Karena dua aspek ini sama-sama penting, sinergi keduanya menjadi hal yang amat disarankan ketika memecahkan suatu masalah. Sinergi antara innovative thinking dan design thinking bisa memberikan manfaat-manfaat berikut, yaitu:

  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi

Dengan melakukan innovative thinking, Anda akan belajar untuk menelaah dunia di sekitar untuk melihat permasalahan dari perspektif yang berbeda. Dengan cara ini, Anda bisa menciptakan solusi yang unik.

  • Meningkatkan kepuasan pengguna atas produk/layanan yang diberikan

Setiap produk/layanan dibuat untuk menjawab suatu permasalahan tertentu. Dengan melakukan design thinking, Anda akan mempelajari seperti apa kebutuhan pengguna dan menjadikannya dasar dalam pengembangan produk/layanan. Cara ini akan membantu bisnis untuk menciptakan produk/layanan yang lebih ramah pengguna serta efektif dalam menjawab permasalahan mereka.

  • Meningkatkan efektivitas dalam pemecahan masalah

Design thinking menuntut Anda untuk berpikir secara terstruktur dan teliti dalam menelaah suatu masalah. Karenanya, design thinking bisa membantu Anda menyelesaikan masalah bisnis dengan solusi yang lebih efektif dan efisien. Adanya sinergi dengan innovative thinking membuat bisnis Anda mampu melahirkan solusi yang inovatif dan efektif untuk menyelesaikan masalah yang timbul.

  • Mendukung kolaborasi antar tim yang lebih baik

Sinergi innovative thinking dan design thinking dapat mendorong adanya kolaborasi antar tim dalam suatu bisnis. Hal ini memungkinkan adanya outcome berupa solusi masalah yang lebih baik.

Contoh Penerapan Sinergi Innovative Thinking dan Design Thinking

Konsep sinergi innovative thinking dan design thinking mungkin terkesan abstrak. Maka dari itu, Anda bisa mempelajari bagaimana sinergi innovative thinking dan design thinking dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan.

  • Pengembangan suatu produk

Misalnya, sebuah startup baru ingin mengembangkan aplikasi yang bisa membantu pengguna untuk membandingkan harga hotel dari berbagai website. Bagaimana penerapan sinergi innovation thinking dan design thinking untuk mengatasi masalah ini.

Untuk menerapkan innovation thinking dan design thinking, perusahaan perlu membuat tim yang terdiri dari tim riset, tim desainer, dan tim software developer. Tim ini perlu bekerja sama untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna serta melahirkan ide-ide yang mendukung untuk pengembangan produk. 

Selama prosesnya, tim perlu melakukan design thinking khususnya pada saat melakukan serangkaian kegiatan riset. Kegiatan riset ini dilakukan untuk meneliti apa saja permasalahan yang terjadi di masyarakat dan menelaah apa saja kebutuhan mereka yang dapat diwujudkan dalam aplikasi. 

Setelah mempelajari kebutuhan publik, melakukan brainstorming, dan mengembangkan prototipe, tim akan melakukan uji coba untuk mendapatkan feedback. Setelah mendapatkan feedback, aplikasi perlu diperbaiki agar bisa memberikan hasil akhir yang optimal. 

  • Peningkatan layanan pendaftaran pasien

Sebuah klinik ingin meningkatkan efisiensi waktu dalam kegiatan pendaftaran pasien. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan innovative thinking dan design thinking.

Klinik membuat tim yang terdiri dari staf medis, staf administrasi, serta tim pengembang bekerja sama untuk mengidentifikasi hal yang menjadi sumber penyebab kurangnya efisiensi waktu dalam kegiatan pendaftaran pasien. 

Di sinilah design thinking diperlukan, yaitu untuk mempelajari apa yang menjadi permasalahan dan untuk menemukan hal apa yang bisa diperbuat untuk mengatasi permasalahan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Lalu, tim menyusun sebuah prototipe dengan memanfaatkan hasil riset tersebut. Selanjutnya, tim menerapkan uji coba untuk mengetahui apakah prototipe tersebut berhasil menyelesaikan masalah. Jika diperlukan, tim bisa melakukan revisi atas prototipe yang dibuat untuk meningkatkan kualitasnya.

  • Pengembangan kegiatan sosial

Misalnya, sebuah organisasi nirlaba ingin mengembangkan program edukasi yang dapat membantu anak-anak di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

Langkah yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membuat tim yang terdiri atas guru, relawan, serta pakar pendidikan. Tim ini akan bekerja sama untuk mengidentifikasi kebutuhan dan membuat rumusan solusi yang inovatif.

Solusi yang dibuat ini nantinya akan diujicobakan untuk mengetahui apakah bisa membantu anak-anak di daerah terpencil mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.

Sebagai simpulan, innovative thinking dan design thinking sama-sama diperlukan dalam memecahkan suatu permasalahan. Dengan dua pendekatan tersebut, suatu bisnis bisa menciptakan solusi yang lebih inovatif, efektif, serta berpusat pada pengguna produk/layanan. 

Memahami Apa Itu Prioritization Frameworks, Fungsi, & Jenis-jenisnya 

Memahami Apa Itu Prioritization Frameworks, Fungsi, & Jenis-jenisnya 

Proses pengembangan produk dalam bisnis merupakan tahapan yang krusial. Apalagi, Anda memiliki banyak ide serta konsep yang menarik. Lalu, mana yang harus Anda pilih? Di sinilah pentingnya pemahaman tentang apa itu prioritization frameworks yang membantu Anda dalam mengambil keputusan.

Dalam pengertiannya, prioritization framework atau kerangka kerja prioritas merupakan teknik yang membantu Anda mempertimbangkan berbagai peluang dengan memperhatikan berbagai aspek. Di dalamnya terdapat berbagai prinsip serta strategi yang dapat menuntun Anda untuk menentukan keputusan. 

Fungsi Prioritization Frameworks

Lalu, kenapa Anda perlu menggunakan kerangka kerja prioritas? Implementasinya dapat membantu Anda dalam memberikan panduan yang jelas bagi setiap anggota tim dalam proses pengembangan produk. Proses pengembangan produk pun dapat berjalan lancar karena proses pengambilan keputusan yang cepat.

Dengan adanya prioritization frameworks, Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti: 

  • Manajemen sumber daya yang optimal. Dengan adanya kerangka kerja prioritas, Anda bisa memilih sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien. 
  • Sebagai bahan panduan. Kerangka kerja prioritas memastikan bahwa roadmap yang disusun selaras dengan tujuan bisnis perusahaan. 
  • Meningkatkan customer value. Implementasi kerangka kerja prioritas dapat membantu tim untuk fokus dalam memenuhi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Jenis Prioritization Frameworks

Ada beberapa jenis kerangka kerja prioritas yang kerap digunakan oleh product manager dalam upaya pengembangan produk, di antaranya adalah: 

1. RICE Framework

Kerangka kerja yang pertama adalah RICE framework. Terdapat 4 komponen utama yang perlu Anda evaluasi dalam RICE framework, yakni: 

  • Reach. Ketahui jumlah orang atau event seiring waktu. Jenis event bisa beragam, termasuk di antaranya adalah transaksi per jam atau konversi per bulan. 
  • Impact. Ide atau konsep harus memberikan impact. Impact tersebut bisa berupa keselarasan dengan target bisnis atau pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen. 
  • Confidence. Anda harus mengetahui seberapa besar tingkat kepercayaan diri anggota tim dalam mengeksekusi ide atau konsep yang ada. Anda bisa menilainya dalam 3 skala, mulai dari tinggi, medium, atau rendah.
  • Effort. Perhitungkan waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi dan menyelesaikan konsep.

2. Kano Model

Ada pula kerangka kerja prioriotas yang dikembangkan oleh Noraki Kano, disebut sebagai model Kano. Implementasinya membantu Anda dalam memprioritaskan fitur dan pembaruan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Framework ini mempunyai 3 komponen utama, yakni: 

  • Basic feature. Keberadaannya menjadi aspek mendasar yang dibutuhkan oleh pelanggan. 
  • Performance feature. Fitur ini berguna untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan begitu, produk menjadi lebih menarik dan nyaman ketika digunakan. 
  • Delighters. Keberadaan delighters berguna untuk membuat pelanggan happy

3. Metode MoSCoW

Ada pula pertimbangan untuk menggunakan metode MoSCoW. Implementasinya sangat berguna ketika Anda memprioritaskan return on investment (ROI) produk. Ada 4 komponen yang perlu Anda perhatikan dalam metode MoSCoW, yakni: 

  • Must Have (M). Keberadaannya merupakan kebutuhan mendasar dari produk yang dikembangkan. 
  • Should Have (S). Selanjutnya, ada kebutuhan penting yang sifatnya tidak wajib atau opsional. 
  • Could Have (C). Fitur dalam kategori ini bisa menjadi nilai tambah. Hanya saja, keberadaannya tidak terlalu berdampak dibandingkan dengan yang lain. 
  • Will Not Have (W). Terakhir, Anda perlu memilah fitur yang bukan termasuk prioritas dalam proyek pengembangan produk.

Sekarang Anda sudah bisa memahami betapa pentingnya implementasi prioritization frameworks dalam bisnis, kan? Penerapannya bisa membantu Anda dalam menciptakan produk yang berhasil meraih kesuksesan di pasar. 

Semoga bermanfaat.