Ingin menyelesaikan masalah bisnis secara efektif dan efisien? Anda memerlukan analytical thinking skill. Simak selengkapnya di sini!

Pentingnya Analytical Thinking Skill untuk Selesaikan Masalah Bisnis yang Kompleks

Tidak ada bisnis yang bisa berjalan tanpa masalah. Pasti, setiap bisnis memiliki masalahnya masing-masing, baik yang sederhana maupun kompleks. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk menguasai kemampuan penyelesaian masalah tersebut, salah satunya berupa analytical thinking skill

Apa Itu Analytical Thinking Skill?

Berbeda dengan kemampuan berpikir biasa, analytical thinking skill atau kemampuan berpikir analitis memang lebih sistematis dan terukur.

Dikutip dari Indeed, berpikir analitis merupakan suatu metode untuk menganalisis masalah guna menemukan solusinya. Dengan kata lain, kemampuan ini adalah salah satu cara untuk mengurai informasi kompleks agar lebih mudah diidentifikasi.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, kemampuan berpikir analitis dapat dimaknai sebagai proses berpikir dengan penuh ketelitian dalam mengidentifikasi suatu masalah, sehingga bisa segera menemukan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikannya.

Untuk menggunakan skill ini, diperlukan berbagai kemampuan lainnya seperti pengumpulan informasi, pemecahan masalah, analisis data secara sistematis, identifikasi pola, hingga menarik kesimpulan berdasar fakta yang ada.

Oleh sebab itu, seseorang yang telah memiliki kemampuan berpikir analitis yang baik, pastinya memiliki kinerja yang baik pula.

Manfaat Analytical Thinking Skill

Kemampuan berpikir analitis memiliki banyak sekali manfaat, khususnya dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Berikut beberapa di antaranya!

Solusi Jitu untuk Menyelesaikan Masalah secara Efektif

Analytical thinking skill adalah cara mencari solusi dengan langsung mengidentifikasi suatu masalah dari akarnya. Dengan menemukan pokok permasalahan, maka masalah pun bisa segera dihadapi dengan efektif.

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir analitis baik, maka cara berpikirnya akan makin terorganisir dan terstruktur. Dengan demikian, ia akan lebih cakap dalam menyampaikan berbagai ide dan gagasan. Artinya, kemampuan berpikir analitis mampu meningkatkan skill komunikasi seseorang.

Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Kreativitas

Jika Anda memiliki kemampuan berpikir analitis, maka Anda akan mampu melihat suatu hal dari beragam sudut pandang. Hal ini selanjutnya akan memberikan ide-ide baru yang kreatif, juga meningkatkan kemampuan kognitif hingga menjadi lebih peka terhadap berbagai kondisi. 

Contoh Analytical Thinking Skill

Kemampuan berpikir analitis bisa diterapkan pada berbagai bidang. Berikut beberapa contohnya!

Bidang Bisnis

Seorang manajer ingin mengidentifikasi tren yang tengah berkembang di pasaran. Untuk itu, ia perlu data-data terkait penjualan tahunan guna dikaji lebih lanjut. Dalam proses ini, kemampuan analytical thinking sangat diperlukan untuk mempelajari data-data yang ada secara lebih mendalam.

Selanjutnya, ia pun akan makin cakap dalam membuat kesimpulan dari data-data yang dianalisis tersebut.

Bidang Akademik

Di bidang akademik, kemampuan berpikir analitis akan membantu para guru atau pengajar lainnya untuk memahami kemampuan murid-muridnya.

Misalnya, dalam suatu kelas terdapat 25 murid, maka untuk mengetahui potensi masing-masing siswa, seorang guru/wali kelas harus menerapkan kemampuan analytical thinking saat mengidentifikasi hasil tes 25 murid tersebut.

Dari situ, wali kelas bisa tahu potensi masing-masing muridnya, juga sisi kelemahannya yang harus segera ditangani.

Cara Mengasah Analytical Thinking Skill

Kemampuan berpikir analitis bukan bakat yang dibawa seseorang sejak lahir. Namun, ini merupakan sesuatu yang perlu dipelajari dan senantiasa diasah supaya makin tajam. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan!

Gemar Membaca dan Menulis

Kegiatan membaca bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis, sebab informasi yang didapat dari bahan bacaan tersebut anak menambah wawasan seseorang. Selanjutnya, menulis adalah cara untuk menjaga kemampuan yang didapat agar abadi.

Melakukan Diskusi

Dengan gemar diskusi, kemampuan berpikir analitis Anda akan makin terasah. Hal itu terjadi karena dalam diskusi ada proses bertukar pikiran sehingga wawasan pun akan makin luas. Anda juga akan makin kritis dalam menanggapi berbagai hal.

Itulah uraian singkat mengenai kemampuan analytical thinking yang penting untuk dikuasai sehingga dapat membantu proses penyelesaian masalah yang terjadi dalam kegiatan bisnis, baik yang sederhana maupun yang kompleks.

Rekomendasi Selling Skill Tingkat Lanjut untuk Penjual Masa Kini

Rekomendasi Selling Skill Tingkat Lanjut untuk Penjual Masa Kini

Berbisnis di era digital seperti saat ini membuat penjual harus memiliki selling skill mumpuni. Jika Anda masih berpikir berjualan sebatas menawarkan produk atau jasa, hal tersebut bukan satu-satunya penentu laris tidaknya suatu bisnis. 

Anda juga wajib tahu bagaimana cara membangun koneksi, memahami pembeli, dan memberikan solusi yang bernilai. Bagi penjual masa kini, menguasai selling skill adalah kunci meraih kesuksesan yang dapat meningkatkan penjualan. Berikut lima rekomendasi selling skill tingkat lanjut yang perlu dikuasai oleh para penjual.

Bangun Koneksi Kuat dan Jangka Panjang

Penjualan tidak berhenti saat transaksi selesai. Anda perlu membangun hubungan saling menguntungkan dengan pelanggan untuk relasi jangka panjang. Luangkan waktu mengenal mereka dengan baik, mulai dari memahami kebutuhan dan keinginannya, serta menciptakan hubungan tulus sekaligus personal.

Anda juga membangun kepercayaan dengan memposisikan diri sebagai pendengar yang baik, menunjukkan empati, serta memberikan solusi sesuai kebutuhan mereka. Hubungan kuat dengan pelanggan akan mendorong loyalitas sehingga meningkatkan peluang penjualan berulang.

Pahami Psikologi Pembeli dan Teknik Persuasi

Memahami psikologi pembeli akan membuat mereka berkata ‘ya’ tanpa perlu membujuk. Setiap pembeli punya pola pikir, motivasi, dan proses pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan mempelajari perilaku mereka, Anda dapat mencermati apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. 

Gunakan pengetahuan ini untuk menerapkan teknik persuasi yang tepat. Pelajari teknik persuasi seperti social proof (histeria massa), likeability (kesukaan), reciprocation (timbal balik), dan scarcity (kelangkaan) untuk membangun komunikasi, kepercayaan, dan mendorong mereka mengambil tindakan.

Kuasai Teknik Negosiasi dan Closing

Negosiasi adalah bagian penting proses penjualan. Kuasai teknik negosiasi efektif untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Pelajari cara menawar, membuat proposal yang menarik, dan mengatasi keberatan dengan cara yang profesional.

Sementara itu, closing merupakan momen penting untuk menyelesaikan transaksi. Kuasai teknik closing agar pembeli terdorong segera mengambil keputusan pembelian. Gunakan teknik seperti call to action yang jelas, menawarkan bonus atau insentif, dan menciptakan rasa urgensi.

Manfaatkan Teknologi dan Platform Digital

Teknologi dan platform digital menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan selling skill Anda. Pertama dan terutama tentu saja mempermudah proses penjualan yang membuat produk atau jasa Anda lebih mudah diakses. Maka, penting untuk tetap up-to-date dengan perkembangan teknologi agar bisa memberdayakan platform digital sebagai strategi penjualan.

Media sosial jadi cara jitu membangun hubungan dengan pelanggan, mempromosikan produk atau jasa, dan memperoleh informasi tentang tren serta perilaku pembeli. Jangan lupa terapkan CRM (Customer Relationship Management) yang penting untuk mengelola data pelanggan serta meningkatkan pelayanan.

Fokus pada Solusi dan Nilai Tambah

Pembeli masa kini tidak melulu mencari produk atau jasa karena spesifikasinya. Namun, mereka mencari solusi atas permasalahan yang dialami. Maka, fokuslah pada solusi apa yang bisa Anda berikan dan nilai tambah seperti apa yang mereka peroleh. 

Tunjukkan bagaimana produk atau jasa Anda bisa menyelesaikan masalah tersebut, meningkatkan kualitas hidup, atau mencapai tujuan mereka. Pastikan layani pelanggan sepenuh hati dengan memberi nilai tambah yang membuat bisnis Anda berbeda. Dengan begitu pelanggan merasa dihargai dan mereka terdorong membeli kembali dari Anda.

 

Menjadi penjual yang sukses di era digital butuh lebih dari sekadar menawarkan produk atau jasa. Dengan menguasai selling skill tingkat lanjut, Anda dapat membangun hubungan kuat dengan pelanggan, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan solusi yang bernilai. Bagaimanapun, selling skill mumpuni adalah investasi jangka panjang yang membuat Anda lebih kompetitif dalam persaingan bisnis sekaligus jalan menuju kesuksesan di masa depan.

Consultative Selling: Pengertian hingga Strategi Jitu untuk Menerapkannya

Consultative Selling: Pengertian hingga Strategi Jitu untuk Menerapkannya

Teknik penjualan memiliki banyak ragam, dan salah satu yang menarik adalah consultative selling alias penjualan konsultatif. Apa saja manfaat yang bisa didapat dengan menerapkan teknik ini? Lalu, bagaimana strategi jitu penerapannya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan penjualan konsultatif itu. Simak uraian lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Consultative Selling?

Consultative selling adalah salah satu faktor pembeda dalam ketatnya persaingan bisnis di era sekarang. Menurut toffeedev, penjualan konsultatif berkaitan erat dengan teknik penjualan yang fokus pada kebutuhan konsumen.

Teknik ini sangat penting untuk diterapkan, karena brand Anda bisa mendapat loyalitas konsumen setelah Anda memberikan bantuan untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan mereka.

Di sisi lain, consultative selling juga bisa diartikan sebagai bentuk pendekatan dalam jual-beli yang menekankan dialog mendalam dengan calon pelanggan. Dari sini, tim penjualan akan tahu informasi seputar kebutuhan mereka, sehingga bisa segera menyesuaikan.

Sederhananya, penjualan konsultatif adalah teknik penjualan yang dilakukan dengan memberikan layanan konsultasi kepada calon pelanggan. Artinya, hubungan antara penjual dengan pembeli tidak sekadar untuk transaksi, tetapi juga saling bertukar pikiran guna mendapat nasihat, saran, maupun yang lainnya.

Teknik ini sangat relevan dalam aktivitas jual-beli modern. Jika di era sekarang Anda hanya mengandalkan teknik penjualan konvensional, maka Anda akan sangat ketinggalan.

Manfaat Consultative Selling

Dalam dunia marketing, teknik penjualan konsultatif memiliki beberapa manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Membangung Hubungan Jangka Panjang

Proses penjualan konsultatif pada dasarnya memang tidak sekadar fokus pada tahapan closing. Namun, ada hal yang jauh lebih penting dibanding itu, yakni membangun hubungan baik dalam jangka yang panjang.

Jika hanya fokus pada closing, maka pelanggan tidak akan ‘terikat’ dengan Anda. Bisa jadi ia hanya akan melakukan sekali transaksi, kemudian hilang entah ke mana.

Namun dengan teknik penjualan konsultatif, Anda bisa mendapat closing serta loyalitas pelanggan. Kemungkinan besar ia tidak hanya akan melakukan sekali transaksi, tetapi juga berlanjut ke transaksi-transaksi selanjutnya.

Consultative selling akan membuat pelanggan semakin paham terhadap produk yang ditawarkan. Bahkan, mereka juga akan mendapat berbagai masukan untuk menghadapi permasalahan yang dialami. Hal ini tentunya memperbesar peluang bagi penjual untuk mendapat pelanggan setia dan potensial.

2. Memberikan Pengalaman yang Baik bagi Pelanggan

Pelanggan yang sekadar membeli produk jelas tidak akan mendapat pengalaman apa pun, kecuali proses transaksi jual-beli seperti biasa. Namun dengan consultative selling, seorang pelanggan akan mendapat pengalaman berbeda yang lebih menarik.

Ia akan merasa lebih dihargai secara personal. Selain itu, ia juga akan mendapat informasi lebih lanjut dari sekadar yang diharapkan. Hal ini tentunya akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi mereka dalam melakukan transaksi jual-beli.

3. Jadi Sarana Diferensiasi dengan Kompetitor

Kompetitor dalam dunia bisnis itu sangat banyak. Jika Anda melakukan pendekatan yang sama dalam menawarkan produk, maka akan sangat sulit mendapatkan pelanggan—apalagi yang setia. Oleh sebab itu, diperlukan diferensiasi dalam menerapkan teknik penjualan.

Consultative selling menjadi salah satu contohnya. Dengan teknik ini, Anda bisa memberikan layanan yang berbeda dari yang lainnya. Sesuatu yang berbeda sudah pasti lebih menarik dan lebih mampu memikat banyak perhatian, termasuk dari para pelanggan. 

Strategi Penerapan Consultative Selling

Setelah tahu betapa penting dan bermanfaatnya teknik penjualan konsultatif ini, Anda juga perlu memahami kiat dan strategi untuk menerapkan teknik ini dalam upaya marketing. Berikut beberapa di antaranya!

1. Mendalami Kebutuhan dengan Menjadi Pendengar yang Baik

Untuk sukses menjalankan teknik penjualan konsultatif, Anda tidak boleh mendominasi dalam berkomunikasi. Namun, jadilah seorang pendengar yang baik, sehingga bisa memahami permasalahan yang dialami calon pelanggan. Posisikan diri Anda sebagai seorang konsultan, bukan sekadar marketer.

2. Menghindari Metode Hard Selling, Fokus Pada Nilai Produk

Metode hard selling dalam penjualan itu dapat dimaknai sebagai metode yang penuh penekanan. Penerapan metode ini cenderung mendorong calon pelanggan untuk membeli produk yang sedang ditawarkan.

Nah, dalam teknik consultative selling, hal ini harus dihindari. Anda cukup fokus menjelaskan nilai-nilai yang ada pada produk yang ditawarkan sebagai upaya mengatasi masalah yang dialami calon pelanggan.

3. Ciptakan Kesan yang Menyenangkan

Mengingat penjualan konsultatif merupakan teknik yang akan berkesinambungan ke depannya, maka Anda perlu memberikan kesan yang menyenangkan kepada calon pelanggan. Hal ini akan membuat mereka nyaman untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan Anda.

Salah satu cara menciptakan kesan tersebut ialah dengan memberikan senyuman saat pertama kali bertemu, tidak mengintimidasi, ramah dan sesekali melemparkan candaan, serta yang paling penting ialah menjadikan komunikasi tersebut seolah sebagai komunikasi antar-teman, bukan antara penjual dan pelanggan.

4. Rajin Follow-Up dan Memberi Dukungan Pelanggan untuk Mempertahankan Hubungan

Selanjutnya, pertahankan hubungan baik Anda dengan pelanggan dengan rajin melakukan follow-up. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui kontak pelanggan dan beberapa informasi dasar lainnya.

Dari situ, Anda bisa merajut kembali komunikasi. Tanyakan kabar, ucapkan selamat ulang tahun, berikan motivasi dan informasi menarik, juga hal-hal lainnya. Namun, semua itu harus dilakukan dalam jumlah yang terukur atau secukupnya, jangan sampai berlebihan.

5. Kisahkan Cerita Sukses dan Berikan Solusi yang Relevan

Dalam upaya mempromosikan produk kepada calon pelanggan, teknik consultative selling dapat dilakukan dengan memberikan cerita sukses dari orang-orang dalam mengatasi masalah serupa. Dari situ, Anda bisa masuk memberikan solusi dengan produk yang Anda tawarkan.

Untuk dapat melakukan hal tersebut, Anda perlu memiliki pemahaman yang baik dan mendalam terkait produk yang ditawarkan. 

6. Bangun Kepercayaan Berbasis Pengetahuan

Dalam menjalankan consultative selling, Anda juga harus membangun kepercayaan calon pelanggan. Hal ini bisa dilakukan dengan basis pengetahuan, sehingga calon pelanggan tidak akan memiliki keraguan terhadap berbagai informasi yang Anda sampaikan.

Oleh sebab itu, Anda harus mempelajari beragam masalah yang kerap dialami calon pelanggan dan berhubungan dengan produk yang Anda tawarkan.

7. Ambil Kendali Atas Percakapan

Terakhir, ambillah kendali atas percakapan yang dilakukan dengan calon pelanggan. Namun, jangan sampai terlalu mendominasi. Pastikan calon pelanggan tetap memiliki kesempatan untuk menceritakan keluh kesah terkait permasalahan yang dihadapi, dan Anda menempatkan diri sebagai konsultan yang penuh empati.

Mengambil kendali atas percakapan berarti Andalah yang menentukan ke mana arah percakapan tersebut akan dibawa.

Mengingat peran Anda adalah sebagai seorang penjual yang sedang menerapkan teknik penjualan konsultatif, bawalah percakapan ke arah proses transaksi. Jangan justru menjadi ajang curhat belaka yang tak memberikan keuntungan apa-apa bagi Anda.

Itulah uraian lengkap mengenai consultative selling, meliputi pengertian, manfaat, serta strategi untuk menerapkannya. Setelah tahu semuanya, juga memahami betapa pentingnya teknik penjualan ini, kini Anda bisa mulai mencoba menerapkannya guna meningkatkan penjualan produk dalam usaha Anda.

Pastikan Anda melakukan proses ini secara sabar, karena consultative selling bukanlah teknik instan yang dapat langsung dirasakan hasilnya.

Mengenal Apa Itu Design Thinking dan Manfaatnya dalam Pengembangan Produk

Mengenal Apa Itu Design Thinking dan Manfaatnya dalam Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk baru menjadi tahapan krusial dalam setiap bisnis. Anda perlu memastikan kalau produk tersebut mampu menjadi solusi tepat untuk permasalahan yang dihadapi oleh konsumen. Penerapan konsep design thinking bisa menjadi pendekatan tepat dalam membangun produk baru yang tepat.

Namun, apa itu design thinking? Lalu, kenapa Anda perlu mengembangkan kemampuan ini untuk bisa membangun sebuah produk? Untuk mendapatkan penjelasan secara lebih lengkap, simak informasinya sebagai berikut, yuk!

Pengertian Design Thinking

Design thinking atau pemikiran desain merupakan pendekatan yang dapat Anda lakukan dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mencari solusi tepat untuk mengatasinya. Dalam prosesnya, Anda bersama anggota tim akan bekerja membangun produk secara bertahap dalam bentuk purwarupa (prototype) dengan berdasarkan pada keinginan konsumen.

Keahlian dalam pemikiran desain membantu Anda untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi konsumen secara lebih jelas. Dengan begitu, Anda pun dapat mengetahui kebutuhan mereka dan mewujudkannya dalam bentuk desain produk yang sesuai. 

Manfaat Design Thinking dalam Pengembangan Produk

Penerapan pola pemikiran desain bisa memberikan banyak manfaat dalam proses pengembangan produk. Manfaat tersebut di antaranya adalah: 

1. Membantu Pengembangan Produk yang Benar-Benar Menjadi Solusi

Design thinking merupakan pola pikir yang berfokus pada kebutuhan manusia atau human centric. Oleh karena itu, penerapannya dapat membantu Anda untuk mengetahui kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi oleh para konsumen. 

Implementasi pemikiran desain dapat membantu Anda untuk mengembangkan produk yang dapat menyelesaikan permasalahan konsumen. Jadi, produk tersebut bisa mereka sukai dan memberikan manfaat nyata dalam penggunaannya.

2. Mendorong Munculnya Ide Produk yang Inovatif

Penerapan design thinking akan mendorong Anda bersama anggota tim untuk melakukan eksperimen secara leluasa. Anda dapat memaksimalkan kreativitas dari setiap anggota tim dalam membuat rancangan desain yang tepat.

Dengan sentuhan pikiran kreatif dan proses eksperimen yang terus-menerus, tidak heran kalau Anda mampu menciptakan produk yang inovatif. Keberadaan produk tersebut pun bisa memberikan nilai tambah tersendiri dan mampu memberikan solusi untuk permasalahan para konsumen.

3. Meningkatkan Usability Produk dan Acceptance Rate

Apa jadinya kalau Anda merancang desain produk baru secara serampangan dengan tanpa memperhitungkan kebutuhan serta permasalahan konsumen? Kemungkinan besar, produk tersebut gagal di pasaran dan para konsumen tidak menyukainya. 

Situasinya bakal berbeda kalau Anda menerapkan design thinking dalam proses pengembangan produk tersebut. Anda akan berusaha merancang produk dengan empati terhadap permasalahan yang dihadapi konsumen. 

Hal ini kemudian membuat produk yang dihasilkan dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Alhasil, para konsumen akan lebih terbuka dalam menerima produk tersebut dan menggunakannya sesuai dengan fungsinya. 

4. Menghemat Pengeluaran Perusahaan

Anda mungkin berpikir kalau proses pengembangan produk dengan berbagai rancangan prototype memerlukan biaya besar. Apalagi, proses tersebut juga harus disertai dengan adanya riset mendalam untuk memahami kebutuhan serta permasalahan dari para konsumen. 

Namun, biaya tersebut relatif jauh lebih ringan dibandingkan kerugian ketika perusahaan memiliki produk yang gagal di pasaran. Anda tidak hanya harus menanggung kerugian produksi, tetapi juga kerugian lainnya, termasuk biaya pemasaran dan pengembangan produk. 

Situasinya akan berbeda kalau Anda melakukan pengembangan produk dengan memperhatikan aspek design thinking. Eksperimen berulang yang Anda lakukan dapat menghemat pengeluaran dibandingkan harus merancang ulang produk dari awal. Selain itu, implementasinya dapat meminimalkan risiko kegagalan produk di pasaran. 

Itulah penjelasan terkait apa itu design thinking dan manfaatnya dalam proses pengembangan produk. Demi kemajuan bisnis, pastikan Anda terbiasa menerapkannya agar bisa menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan serta permasalahan para konsumen. 

Tips & Strategi Membangun Budaya Customer Centric untuk Kemajuan Bisnis

Tips & Strategi Membangun Budaya Customer Centric untuk Kemajuan Bisnis

Strategi jitu menjadi kunci penting agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan. Salah satunya adalah lewat penerapan kebijakan yang berpusat pada pelanggan atau dikenal dengan istilah customer centric. Namun, bagaimana upaya yang tepat dalam menerapkannya?

Untuk membantu Anda dalam mengimplementasikan strategi yang berpusat pada pelanggan secara tepat, simak pembahasannya berikut, ya.

Kenapa Perlu Bangun Budaya Customer Centric?

Anda mungkin berpikir, kenapa harus menerapkan budaya customer centric sebagai strategi bisnis? Alasan utamanya adalah karena strategi ini memberikan dampak positif untuk bisnis dalam jangka panjang. 

Budaya customer centric dapat mendorong tingginya angka kepuasan pelanggan. Perusahaan pun bisa menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Hal ini kemudian mendorong konsumen untuk loyal membuat mereka terus melakukan retensi pembelian.

Strategi Membangun Budaya Customer Centric

Dengan manfaat yang begitu penting, bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk dapat menerapkan budaya yang berpusat pada pelanggan? Ada 7 tips yang bisa Anda terapkan, yakni:

1. Lakukan Riset Mendalam tentang Pelanggan

Budaya yang berpusat pada pelanggan bisa Anda terapkan kalau mempunyai pengetahuan secara menyeluruh terkait karakteristik mereka. Oleh karena itu, kenali mereka. Caranya, Anda bisa menjalankan survei atau riset secara mendalam sehingga mendapatkan data terkait gambaran karakteristik para pelanggan.

2. Bentuk Tim Khusus untuk Penanganan Pelanggan

Budaya customer centric dapat Anda terapkan dengan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Anda bisa melakukannya dengan menyiapkan tim khusus yang menangani para pelanggan. Bukan hanya customer support, tetapi Anda juga perlu menyiapkan frontliner yang siap melayani pelanggan dengan ramah. 

3. Manfaatkan Data Pelanggan

Data pelanggan sangat penting dan bisa Anda manfaatkan untuk memajukan bisnis. Oleh karena itu, susun data pelanggan secara rapi dan selanjutnya lakukan pemanfaatan data tersebut dengan optimal. 

Ada berbagai upaya dalam pemanfaatan data yang bisa dilakukan. Di antaranya adalah menggunakannya sebagai sarana memahami kondisi pasar, melakukan segmentasi pelanggan, maupun menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

4. Berikan Pelayanan yang Personal

Upaya dalam meningkatkan budaya yang terpusat pada pelanggan selanjutnya adalah dengan menyediakan layanan yang personal. Layanan seperti ini membuat pelanggan menjadi lebih dihargai dan bisa menjadi nilai lebih yang tak didapatkan di tempat lain.

5. Hadirkan Solusi kepada Pelanggan

Sebagai bisnis yang berpusat pada pelanggan, Anda perlu mengetahui kebutuhan mereka. Selanjutnya, Anda dapat menawarkan solusi yang tepat untuk kebutuhan maupun permasalahan yang mereka hadapi. 

Solusi tersebut tidak harus selalu mendorong pelanggan untuk melakukan transaksi. Jadi, jangan berupaya untuk memaksakan kepada pelanggan kalau produk yang Anda tawarkan merupakan solusi untuk segala permasalahan mereka. 

6. Cermati Feedback Pelanggan

Budaya customer centric bisa Anda terapkan dengan selalu memberi perhatian kepada pelanggan. Apalagi kalau mereka memberikan kritik, saran, ataupun masukan. Anda perlu memperhatikan apa yang mereka sampaikan dengan cermat. 

Kritik, masukan, maupun saran merupakan salah satu bentuk perhatian pelanggan terhadap bisnis Anda. Kalau Anda mencermatinya dengan baik, maka pelanggan akan merasa mereka diperhatikan dan didengarkan. 

7. Evaluasi Berkala

Tips terakhir yang perlu menjadi perhatian dalam implementasi budaya customer centric adalah dengan melakukan evaluasi berkala. Gunakan berbagai informasi sebagai bahan evaluasi, termasuk di antaranya adalah data pelanggan, ataupun kritik, saran, dan masukan mereka sampaikan. 

Itulah 7 tips yang bisa menjadi upaya dalam membangun budaya yang berpusat pada pelanggan. Lakukan upaya tersebut dengan konsisten, maka Anda akan bisa merasakan manfaat positifnya bagi bisnis.

Bagaimana Artificial Intelligence Berperan dalam Transformasi Bisnis

Bagaimana Artificial Intelligence Berperan dalam Transformasi Bisnis

Artificial Intelligence (AI) bukan lagi teknologi masa depan yang masih di angan-angan. Penggunaan AI kini telah semakin meluas dan menggapai berbagai jenis bisnis. Jika Anda menggunakannya dengan tepat, AI tidak hanya akan membantu dalam berbagai tugas, tetapi juga mendukung proses transformasi bisnis.

Transformasi Artificial Intelligence dalam Bisnis: Klasik VS Generatif

Dunia bisnis modern mengenal teknologi AI dalam dua bentuk: klasik dan generatif. Keduanya memiliki karakteristik khusus yang mempengaruhi transformasi bisnis dengan cara berbeda.

Kemampuan AI Klasik 

Classical AI adalah teknologi yang memanfaatkan algoritma dalam hal-hal yang sifatnya prediktif berdasarkan analisis data. Salah satu fungsinya yang populer adalah otomatisasi dalam berbagai kegiatan usaha, misalnya penggunaan software untuk data entry secara otomatis.

Kemampuan AI Generatif

Artificial Intelligence masa kini mengarah ke fungsi yang lebih cerdas dan responsif, bahkan mampu meniru kemampuan kognisi manusia seperti menghasilkan jawaban rasional, membuat rangkuman, merespons pertanyaan, dan sebagainya.

Dalam transformasi bisnis modern, AI memadukan kedua teknologi ini untuk meningkatkan performa usaha dan efisiensi.

Cara AI Menciptakan Transformasi Bisnis 

Artificial Intelligence menawarkan berbagai metode untuk menciptakan transformasi bisnis. Anda bisa menggunakannya dalam beberapa cara, contohnya sebagai berikut:

  • Peningkatan layanan pelanggan 

Kepuasan pelanggan adalah kunci keberlangsungan bisnis, dan AI bisa membantu Anda meningkatkan kualitas interaksi dengan pelanggan. Contohnya adalah penggunaan chatbot yang semakin responsif dan mampu menjawab pertanyaan yang cakupannya lebih luas.

AI juga bisa digunakan untuk menemukan solusi terbaik bagi pelanggan dengan kebutuhan tertentu. AI bisa menggunakan data demografi, riwayat pembelian, dan faktor lain untuk memperkirakan kebutuhan spesifik setiap pelanggan.

  • Peningkatan Produksi

AI mampu membantu meningkatkan produksi dengan cara mengurangi beban kerja administratif, meningkatkan akurasi untuk tugas-tugas rutin, dan menanggung beban kerja melebihi kemampuan pegawai biasa. Hal ini bisa membantu dalam peningkatan produksi, terutama untuk produk yang output hariannya sangat banyak.

  • Membuat marketing lebih efektif 

Marketing dengan Artificial Intelligence akan lebih efisien, praktis, sekaligus efektif. Teknologi ini mampu membuat konten marketing spesifik dengan cepat dan menciptakan interaksi yang sifatnya lebih personal dengan pelanggan.

Teknologi AI juga mampu membantu bisnis “membaca” tren, minat, preferensi produk, hingga pola perilaku pelanggan. Hal ini memberi Gambaran akurat terhadap karakteristik pelanggan secara real-time. Anda pun bisa membuat kampanye pemasaran yang lebih akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan tren yang berlangsung di masyarakat.

  • Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan 

AI dapat membantu bisnis untuk mengambil keputusan secara lebih akurat, cepat, dan efektif. AI mampu menganalisis data dan dengan cepat “membaca” berbagai tren, kecenderungan, faktor risiko, dan sebagainya. Hasilnya, pemilik bisnis pun mampu mengambil keputusan yang lebih matang dalam waktu relatif singkat.

Tantangan dalam Penerapan AI

Walau menawarkan beragam keunggulan dalam pengelolaan bisnis, penerapan AI bukan tanpa hambatan. Ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan pemilik bisnis sebelum menerapkan AI secara lebih luas dalam berbagai aspek usaha.

  • Privasi dan keamanan data 

Penerapan AI yang meluas juga menghasilkan ancaman baru. Para pelaku kejahatan siber cepat beradaptasi dengan berbagai tren teknologi, termasuk penggunaan AI dalam bisnis. Penggunaan AI menuntut publik untuk memasukkan berbagai jenis data pribadi ke dalam sistemnya sehingga membuat posisi mereka menjadi rapuh.

Sebelum menerapkan teknologi AI secara luas, pemilik bisnis wajib membuat rangkaian sistem keamanan, manajemen risiko, dan backup data. Divisi IT juga harus memiliki strategi untuk mengantisipasi serangan siber setiap kali ada pembaruan atau tren teknologi baru.

  • Etika dalam penggunaan AI 

Etika dalam penggunaan Artificial Intelligence membutuhkan perhatian luas karena banyaknya dilema etika yang bisa muncul terkait penggunaannya. Contohnya adalah hadirnya bias etnis atau gender dalam analisis data hingga masalah terkait hak cipta suatu karya yang dijadikan referensi untuk “mengajari” sistem AI.

Pengelola bisnis harus hati-hati dalam menggunakan AI agar tidak ada dilema etika. Jika tidak diperhatikan, hal ini bisa mengarah ke berbagai masalah seperti pelanggaran hak konsumen dan pekerja kreatif hingga tuntutan hukum.

  • Perubahan manajemen dan tenaga kerja 

Penerapan AI dalam bisnis akan membawa perubahan besar pada tenaga kerja. AI bisa mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja serta mengubah susunan departemen dan manajemen. Hal ini harus menjadi perhatian perusahaan karena akan berpengaruh terhadap reputasi serta kegiatan operasional.

Cara Menyiapkan Perusahaan untuk Transformasi dengan AI 

Transformasi bisnis dengan AI bukan proyek sederhana. Semua pemilik bisnis wajib melakukan persiapan menyeluruh sebelum menerapkan teknologi Artificial Intelligence dalam level yang transformatif. Langkah persiapannya mencakup hal-hal berikut ini:

  • Menyiapkan Dasar Wawasan dan Pengetahuan

Sebelum menyiapkan perusahaan untuk transformasi AI, pemilik bisnis wajib menyiapkan dasar pengetahuan yang kuat. Semua figur kunci seperti pendiri, CEO, jajaran eksekutif, manajer, dan pengawas harus memiliki wawasan terkait teknologi baru ini.

Selain pengetahuan terkait teknologi, figur kunci wajib mengetahui di mana dan bagaimana data perusahaan tersimpan serta cara mengelolanya. Walau mungkin tidak mendetail, pengetahuan ini akan memudahkan figur kunci untuk membuat keputusan yang tepat.

  • Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Perusahaan wajib menyiapkan sumber daya manusianya demi beradaptasi dengan penggunaan AI. Perusahaan bisa memberi pelatihan dan edukasi agar karyawan mampu menggunakan teknologi tersebut sebaik mungkin terkait peran mereka. Perusahaan juga sebaiknya berinvestasi pada pengembangan karyawan agar mereka mampu berkontribusi secara berdampingan dengan AI.

Perusahaan juga harus memikirkan perubahan hierarki dan sistem kerja ketika AI sudah terlibat dalam berbagai aspek operasional. Contohnya, perusahaan mungkin harus menambah tenaga ahli baru yang khusus mengelola berbagai aspek AI dalam operasional perusahaan.

  • Lakukan Konsultasi Terkait Hukum dan Etika

Artificial Intelligence menghadirkan berbagai tantangan baru terkait penerapan hukum dan etika, termasuk dalam bisnis. Pemilik bisnis wajib melakukan konsultasi dan memahami berbagai dampak legal serta etika terkait penerapan teknologi AI dalam operasional bisnis. 

Perusahaan juga harus memiliki landasan hukum yang kuat dalam penerapan AI serta mengikuti perkembangan teknologi. Pihak tertentu seperti humas dan komunikasi juga sebaiknya membangun jaringan koneksi dengan organisasi dan komunitas yang memiliki perhatian terhadap aspek etika AI. 

  • Tingkatkan Keamanan Siber

Penggunaan AI menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan aspek keamanan. Tren baru dalam penggunaan AI memungkinkan penjahat siber menemukan cara baru untuk membobol sistem. Perusahaan wajib mengulas sistem keamanan secara terus-menerus dan memperbaruinya.

Perusahaan juga harus memiliki sistem respons darurat ketika terjadi serangan atau ancaman terhadap sistem AI. Selain menjaga keamanan data, respons ini memungkinkan perusahaan untuk tetap menghadirkan layanan maksimal terhadap publik.

Transformasi bisnis menggunakan Artificial Intelligence menciptakan perubahan dan disrupsi di berbagai aspek. Walau dampak positifnya cukup besar, hal tersebut sebanding dengan risiko dan tantangannya. Pahami potensi bisnis yang bisa Anda buka dengan AI dan lakukan persiapan rinci untuk mengelola transformasi bisnis dengan teknologi ini.

Strategi Consultative Selling: Kunci Sukses Mengembangkan Bisnis

Strategi Consultative Selling: Kunci Sukses Mengembangkan Bisnis

Menjual produk secara konvensional bukan lagi satu-satunya metode penjualan yang berlaku. Consultative selling menawarkan teknik penjualan di mana penjual berfokus pada membangun relasi dan kepercayaan. Penjual lebih fokus pada menampung suara dan kebutuhan calon pelanggan sebelum menawarkan produk sebagai solusinya.

Consultative selling berbeda dari transactional selling; yang pertama fokus pada membangun koneksi dan kepercayaan, sedangkan yang kedua fokus pada menjual secara langsung. Saat ini, metode consultative semakin banyak diadopsi karena banyak keuntungannya.

Keuntungan Menerapkan Consultative Selling 

Consultative selling membantu dalam mengarungi dunia penjualan yang semakin kompetitif. Di era digital yang memberi konsumen banyak pilihan, metode yang berfokus pada kebutuhan pelanggan seperti ini akan memberi nilai tambah. Calon pelanggan pun lebih mudah percaya pada Anda.

Metode konsultatif juga cocok untuk menarik pelanggan baru sambil mempertahankan yang lama. Penjual yang berhasil menciptakan kepercayaan calon pelanggan lebih mungkin menghasilkan transaksi. Memahami kebutuhan pelanggan juga membantu penjual dalam menciptakan loyalitas.

Langkah Menerapkan Consultative Selling 

Bagaimana caranya menerapkan consultative selling agar Anda bisa sukses mendapat pelanggan baru serta membangun loyalitas?

Metode ini menuntut keahlian seperti kreativitas dan kemampuan berempati, tetapi secara umum, Anda bisa melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Kenali karakteristik dan kebutuhan calon pembeli

Metode konsultatif bergantung pada kemampuan penjual memahami kebutuhan calon pembeli. Anda bisa mencari tahu apa yang calon pembeli inginkan atau butuhkan, sesuai aktivitas dan identitas mereka.

Misalnya, jika Anda menjual air fryer rendah watt, Anda bisa menawarkannya pada orang yang sedang berusaha menjalani gaya hidup sehat, ingin menghemat penggunaan minyak, atau tinggal di tempat kos atau apartemen dan tidak ingin memasak secara repot.

  • Ciptakan kepercayaan lewat kepakaran

Consultative selling juga menciptakan kepercayaan lewat posisi penjual sebagai “pakar”. Anda harus menunjukkan bahwa Anda sangat memahami produk terkait kebutuhan si calon pelanggan. Orang cenderung lebih yakin untuk membeli suatu produk jika mereka percaya pada penjelasan atau kepakaran sang penjual.

  • Hindari langsung melakukan hard selling

Melakukan hard selling secara langsung berpotensi membuat calon pelanggan menjauh atau kurang tertarik. Anda harus mengatur strategi untuk bersabar dan lebih mendahulukan gaya komunikasi empatik. Posisikan diri sebagai pendengar yang berusaha memahami kebutuhan atau keinginan si calon pelanggan.

  • Seimbangkan pertanyaan dengan diskusi dan wawasan

Dalam consultative selling, penjual bukan satu-satunya orang yang “berbicara”. Anda bisa mengajak calon pelanggan untuk berdiskusi dan berbagai pengetahuan seputar produk. Orang cenderung lebih terbuka dan mudah diyakinkan jika mereka bisa berperan aktif dalam pembicaraan.

  • Gunakan keahlian mendengar aktif

Keahlian mendengar aktif sangat penting dalam metode penjualan konsultatif. Anda tidak hanya “mendengar” perkataan calon pelanggan, tetapi juga berusaha memahami sudut pandang, pemikiran, dan sentimen mereka. Anda juga harus menunjukkan respons yang tepat terhadap setiap perkataan atau pertanyaan.

Dengan mengasah kemampuan mendengar aktif, Anda bisa membangun koneksi yang lebih erat dengan calon pelanggan. Menjual produk pun jadi lebih mudah.

  • Buka diri terhadap feedback calon pembeli

Berbeda dari metode penjualan konvensional atau transaksional, penjual bukan satu-satunya pihak yang bisa “berbicara”. Calon pelanggan pun diajak untuk ikut aktif dalam proses diskusi. Anda bisa mendorong mereka untuk berbagi pemikiran, opini, dan pengalaman.

Feedback dari pelanggan dapat meningkatkan keunggukan Anda sebagai penjual. Selain mendapat insight baru tentang mereka, Anda bisa membuat calon pelanggan merasa lebih antusias. Pandangan mereka terhadap penjual pun akan lebih positif sehingga Anda bisa lebih mudah menjual produk.

Metode penjualan konsultatif menempatkan calon pelanggan di posisi yang sama pentingnya dengan penjual. Selain diskusi timbal balik, penjual bisa menciptakan antusiasme lewat empati dan kemampuan mendengar aktif. Terapkan consultative selling sebagai strategi ampuh untuk meningkatkan penjualan Anda.

9 Etika Penggunaan AI yang Harus Diperhatikan di Indonesia

9 Etika Penggunaan AI yang Harus Diperhatikan di Indonesia

Seiring berkembangnya zaman, juga makin maraknya penggunaan Artificial Intelligence di Indonesia, Pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) merilis Surat Edaran (SE) tentang Etika Penggunaan AI alias Kecerdasan Buatan.

SE Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023 tersebut dikeluarkan guna mengatur pemanfaatan serta pengembangan Artificial Intelligence di Indonesia.

Jika Anda merupakan pelaku usaha yang kerap bersinggungan dengan kecerdasan buatan, Anda harus senantiasa memperhatikan dan mematuhi poin-poin etika dalam penyelenggaraan teknologi kecerdasan buatan. Berikut daftarnya!

1. Inklusivitas

Poin pertama dari etika penggunaan kecerdasan buatan adalah inklusivitas. Hal ini berhubungan dengan pengakuan atas eksistensi dari keberagaman atau perbedaan.

Artinya, penggunaan dan pengembangan kecerdasan buatan harus senantiasa memperhatikan kesetaraan, perdamaian, serta keadilan dalam menghasilkan inovasi maupun informasi guna kepentingan bersama. Dengan begitu, tidak akan ada pihak yang dirugikan.

2. Keamanan

Zaman sekarang, persoalan privasi menjadi isu yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Oleh sebab itu, dalam pemanfaatan kecerdasan buatan pun, Anda harus memperhatikan soal keamanan data dan informasi pribadi yang berperan untuk menjaga privasi.

Dengan demikian, semua pihak akan merasa nyaman dan tak ada yang dirugikan akibat bocornya informasi pribadi ke ranah publik.

3. Transparansi

Penggunaan dan pengembangan kecerdasan buatan tentunya membutuhkan banyak data untuk diolah secara lebih lanjut. Untuk itu, proses pemanfaatan berbagai data ini perlu dilakukan secara transparan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya penyalahgunaan data-data yang ada.

4. Kredibilitas dan Akuntabilitas

Pada dasarnya, kecerdasan buatan diperlukan untuk membantu memudahkan banyak pekerjaan manusia. Oleh sebab itu, bermaca, data dan informasi yang lahir dari AI pun perlu diperiksa kebenarannya.

Dengan begitu, data dan informasi dari kecerdasan buatan bisa dipercaya (kredibel) dan dipertanggung-jawabkan (akuntabel) untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

5. Pembangunan dan Lingkungan Berkelanjutan

Selanjutnya, penggunaan kecerdasan buatan ini juga harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan pada manusia, lingkungan, serta makhluk hidup lainnya. AI tidak boleh menjadi penyebab kerusakan atas hal-hal tersebut, melainkan harus menjadi solusi untuk membantu menuntaskan permasalahan tentang pembangunan dan lingkungan.

6. Kekayaan Intelektual

Poin berikutnya tidak kalah penting. Penyelenggaraannyajuga harus senantiasa patuh terhadap prinsip Hak Kekayaan Intelektual. Yang mana artinya, produk kecerdasan buatan tidak boleh memplagiat produk-produk yang sudah ada, khususnya yang telah memiliki hak cipta (copyright).

7. Kemanusiaan

Produk yang dihasilkan bisa sangat beragam. Jika tidak dikontrol dengan baik, hal tersebut bisa saja merusak bermacam tatanan kehidupan.

Oleh sebab itu, etika kemanusiaan ini diperlukan guna memastikan hak asasi manusia (HAM), kepercayaan yang dianut, hubungan sosial, juga pemikiran atau pendapat masing-masing individu tetap terjaga di era teknologi AI kian merajalela dan tak bisa dibendung lagi.

8. Aksesibilitas

Etika aksesibilitas ini maksudnya ialah memastikan bahwa teknologi ini dapat digunakan oleh siapa saja yang berhak. Artinya, tidak ada diskriminasi terhadap penggunanya. Setiap pengguna harus memiliki akses yang baik guna memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri, dengan tetap menjaga prinsip etika kecerdasan buatan.

9. Perlindungan Data Pribadi

Poin terakhir tentang etika yang harus selalu diperhatikan dalam penggunaan dan pengembangan AI ialah tentang perlindungan data pribadi. Hal ini tak lepas dari poin etika lainnya, berupa menjaga keamanan.

Oleh sebab itu, tentang perlindungan data-data pribadi ini harus benar-benar diperhatikan dan dipastikan keamanannya sepadan dengan ketentuan peraturan dalam perundang-undangan.

Demikian penjelasan singkat tentang etika dalam menggunakan dan mengembangkan artificial intelligence agar tidak menimbulkan suatu persoalan serius. Justru, dengan keberadaan Artificial Intelligence, bermacam persoalan dalam kehidupan mestinya sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan baik.

Cek 8 Tips dan Trik Productivity Mau Sukses di Era Digital Ini

Cek 8 Tips dan Trik Productivity Mau Sukses di Era Digital Ini

Tersedianya teknologi digital di mana-mana telah membawa berbagai kemudahan dan tantangan dalam menjadi seseorang yang produktif. Walaupun teknologi digital bisa memberikan akses informasi yang begitu cepat, ada juga banyak hambatan akibat teknologi ini yang bisa mengganggu productivity. Pelajari cara-cara berikut ini supaya tetap bisa produktif!

Cara Untuk Tetap Produktif

Menetapkan Tujuan yang Jelas

Menetapkan tujuan yang jelas adalah langkah pertama menuju produktivitas. Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) membantu Anda tetap lebih fokus dan fokus. 

Menuliskan tujuan Anda dan menjaganya tetap terlihat akan membantu Anda terus mengingat apa yang ingin Anda capai. Selain itu, bagilah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil agar lebih mudah dicapai.

Mengatur Waktu dengan Efisien

Manajemen waktu yang tepat adalah kunci productivity yang paling penting. Gunakan metode seperti Pomodoro di mana Anda bekerja selama 25 menit dan istirahat 5 menit. Cara ini akan membantu Anda tetap fokus dan mencegah kelelahan. 

Buat juga rencana harian dan mingguan untuk mengatur tugas yang harus diselesaikan. Prioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan kepentingannya untuk memastikan tugas yang paling penting diselesaikan terlebih dahulu.

Menghindari Multitasking

Multitasking sering kali dipandang sebagai cara yang efektif untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan sekaligus. Namun, penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru mengurangi produktivitas. 

Untuk mencapai hasil yang lebih baik dan efisien, fokuslah pada satu tugas pada satu waktu. Dengan berfokus sepenuhnya pada suatu tugas, Anda dapat menyelesaikannya lebih cepat dan berkualitas lebih tinggi.

Mengelola Gangguan Digital

Gangguan dari perangkat digital seperti notifikasi media sosial, email, dan pesan instan dapat berdampak besar pada productivity. Selama jam kerja, gunakan aplikasi yang memungkinkan Anda mematikan notifikasi yang tidak perlu dan memblokir gangguan, seperti pengatur waktu dan aplikasi manajemen tugas. 

Selain itu, tetapkan waktu tertentu untuk memeriksa email atau media sosial Anda untuk menghindari gangguan.

Menerapkan Teknik Manajemen Stres

Stres dapat menjadi hambatan besar terhadap produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi manajemen stres yang efektif. 

Teknik seperti meditasi, latihan pernapasan, dan olahraga ringan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi. Luangkan juga waktu untuk istirahat dan lakukan aktivitas yang Anda sukai agar pikiran tetap segar dan produktif.

Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak

Teknologi menyediakan berbagai alat yang bila digunakan secara bijak, dapat meningkatkan productivity. Gunakan aplikasi manajemen proyek seperti Trello dan Asana untuk mengatur tugas dan kolaborasi tim. 

Aplikasi manajemen waktu seperti Todoist dan Google Kalender juga dapat membantu Anda mengatur jadwal dan mengingatkan diri Anda akan tenggat waktu. Meski begitu, pastikan teknologi yang Anda gunakan benar-benar mendukung produktivitas Anda dan tidak mengganggu Anda.

Belajar dan Berkembang Secara Berkelanjutan

Era digital menuntut kita untuk terus belajar dan beradaptasi dengan cepat. Luangkan waktu untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperluas pengetahuan Anda dengan membaca kursus online, webinar, atau  buku. 

Dengan terus belajar, Anda dapat lebih mempersiapkan diri menghadapi perubahan dan tantangan yang ada serta menemukan cara baru untuk meningkatkan produktivitas Anda.

Menjaga Keseimbangan Hidup

Produktivitas yang berkelanjutan hanya dapat dicapai bila keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tetap terjaga. Pastikan Anda punya waktu untuk istirahat, bersosialisasi, dan menekuni hobi favorit Anda. 

Menjaga keseimbangan ini akan membantu Anda  tetap termotivasi dan menghindari kelelahan, yang dapat memengaruhi produktivitas jangka panjang Anda.

Kesimpulan

Meningkatkan produktivitas dan menjadi orang yang lebih sukses di era digital bukanlah hal yang sulit selama kita tahu cara-cara meningkatkan productivity yang benar. Dengan menggunakan teknologi digital secara bijak, produktivitas sehari-hari kita bisa meningkat drastis untuk menjamin kenyamanan hidup kita.

Kelebihan dan Kekurangan Omnichannel Marketing untuk Brand

Kelebihan dan Kekurangan Omnichannel Marketing untuk Brand

Omnichannel marketing adalah jenis pemasaran yang memanfaatkan beragam channel seperti media sosial, email dan website. Kehadiran omnichannel semakin penting karena 74% pelanggan menggunakan lebih dari satu channel untuk melengkapi pembelian. Bila ingin menerapkan strategi ini, lihat dahulu kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Omnichannel Marketing

Ini dia beberapa kelebihan yang didapatkan bila menggunakan sistem omnichannel pada pemasaran:

Meningkatkan Visibilitas Produk

Konsumen akan menggunakan banyak channel untuk mencari informasi mengenai produk yang akan dibeli. Dengan menggunakan pemasaran omnichannel, brand mampu meningkatkan visibilitas produk. Hal ini sangat bermanfaat terutama bila produk yang dijual adalah produk yang sangat umum.

Para konsumen akan tahu lebih dahulu produk-produk dari brand yang memanfaatkan sistem omnichannel. Dengan begitu mereka bisa mudah mengingat produknya sehingga kemungkinan produk untuk dibeli semakin besar.

Menarik Pelanggan Baru

Memiliki pelanggan tetap yang setia memang baik untuk brand, tetapi bukan berarti harus terus bergantung pada pelanggan tetap. Bagaimanapun brand harus selalu mencari pelanggan baru karena sangat penting untuk pertumbuhan bisnis. Pemasaran lewat omnichannel memudahkan brand untuk meraih pelanggan baru.

Banyaknya channel akan membuat brand dapat menemukan pelanggan sesuai channel pilihan mereka. Penting juga bagi brand untuk menciptakan pengalaman dan pesan yang sama dari semua channel yang ada. Konsistensinya akan memudahkan konsumen dalam berinteraksi dengan brand.

Bisa untuk Personalisasi

Personalisasi sangat penting untuk menarik perhatian konsumen dan menjaga loyalitas pelanggan. Bahkan 31% pelanggan memberikan alasan jika pengalaman personalisasi yang membuat mereka setia pada suatu brand. Omnichannel marketing memungkinkan brand untuk menerapkan personalisasi pada pemasaran.

Brand bisa mengoleksi informasi mengenai pelanggan dari berbagai channel. Informasi tersebut dapat memberikan brand wawasan tentang perilaku dan preferensi pelanggan. Nantinya, brand dapat menyesuaikan marketing untuk setiap pelanggan yang mendorong mereka untuk belanja dengan brand.

Memudahkan Pengelolaan Inventaris 

Apakah brand kesulitan dalam mengelola inventaris? Misalnya, tidak membeli produk dalam jumlah tepat sehingga brand tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan.

Omnichannel dapat membantu mengatasi masalah ini. Dari data yang didapatkan lewat beberapa channel, brand dapat menggunakannya dalam pengelolaan inventaris. Perusahaan dapat menurunkan hingga 10% biaya inventaris dengan mengatasi masalah overstocking dan understocking.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan menggunakan media sosial untuk memasarkan sepatu. Lalu, perusahaan melihat adanya peningkatan engagement pada pemasaran sepatu di media sosial. Perusahaan lalu menggunakan data tersebut untuk menambah inventaris pada sepatu itu.

Kekurangan Omnichannel Marketing

Omnichannel marketing memang memberikan manfaat yang baik pada brand, tapi jangan lihat juga kekurangannya sebagai antisipasi sebelum memulai penerapan:

Susah Tracking

Jika tidak memiliki tools yang memadai, brand akan kesulitan dalam melakukan tracking perjalanan pelanggan. Brand jadi tidak tahu bagaimana performa dari setiap channel dan channel mana yang memberikan banyak keuntungan. Apakah pelanggan tertarik untuk belanja setelah melihat iklan di media sosial atau rekomendasi dari email? Tanpa data yang jelas, brand tidak bisa menentukan strategi marketing dengan tepat.

Konten yang Tidak Kohesif

Sistem omnichannel mengharuskan brand untuk membuat konten pada semua channel. Namun, sering kali konten yang dihasilkan jadi tidak kohesif. Hasilnya orang-orang dapat mengira jika semua konten berasal dari brand yang berbeda-beda. Tim marketing harus mampu membuat konten kohesif tapi sesuai dengan channel yang digunakan agar visibilitas brand dan produk tetap terjaga.

Biaya yang Besar

Tidak seperti jenis pemasaran yang menggunakan satu atau dua channel saja, omnichannel marketing membutuhkan lebih banyak biaya untuk diterapkan. Belum lagi ditambah dengan pengelolaan seluruh channel yang digunakan. Perusahaan besar tidak akan kesulitan untuk memenuhinya, beda lagi dengan bisnis kecil yang tidak bisa mengeluarkan banyak biaya untuk marketing.

Penutup

Jadikanlah kelebihan dan kekurangan omnichannel marketing sebagai pertimbangan sebelum menggunakannya. Apabila brand sudah melakukan perhitungan maka brand bisa membuat strategi yang tepat untuk marketing ini.