Design thinking adalah sebuah metodologi yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Metode ini sangat berguna ketika dihadapkan pada masalah-masalah kompleks yang belum diketahui atau tidak jelas.
Pentingnya Design Thinking
Design thinking memungkinkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan manusia yang terlibat, menyusun ulang masalah dengan fokus pada manusia, menghasilkan banyak ide melalui sesi brainstorming, dan menerapkan pendekatan langsung dalam menyelesaikan masalah melalui pembuatan prototipe dan pengujian. Simak selengkapnya tahapan-tahapan dalam design thinking berikut ini!
Tahap 1: Empati (Pahami Kebutuhan Pengguna)
Tahap pertama dalam proses design thinking adalah fokus pada penelitian yang berpusat pada pengguna, dengan tujuan memperoleh empatik terkait masalah yang ingin diselesaikan. Tahap ini melibatkan konsultasi dengan ahli, observasi langsung, dan imersi dalam lingkungan pengguna membantu mendapatkan wawasan yang mendalam tentang kebutuhan dan motivasi mereka.
Empati sangat penting karena memungkinkan pengabaian asumsi dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengguna. Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan pada langkah selanjutnya dalam proses design thinking.
Tahap 2: Definisikan (Tetapkan Kebutuhan dan Masalah Pengguna)
Pada tahap kedua ini, Anda akan menyusun informasi yang sudah dikumpulkan selama tahap pertama. Anda akan melakukan analisis atau pengamatan untuk mencari tahu masalah inti yang telah diidentifikasi oleh Anda dan tim Anda sejauh ini. Proses mendefinisikan masalah dan merumuskannya harus dilakukan dengan pendekatan yang berpusat kepada manusia.
Tahap mendefinisikan ini akan membantu tim desain dalam mengumpulkan ide-ide kreatif untuk menetapkan fitur, elemen dan fungsi lainnya yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuannya adalah memberikan solusi yang memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan masalah dengan sedikit kesulitan atau bahkan memungkinkan mereka untuk mengatasi masalah tersebut sendiri.
Tahap 3: Ideate (Hasilkan Ide dan Tantang Asumsi)
Selama tahapan ketiga dalam proses design thinking, desainer bersiap untuk menghasilkan ide. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pengguna dan apa yang mereka butuhkan dari tahap empati, serta analisis pernyataan persoalan yang berpusat pada pengguna dari tahap mendefinisikan, tim bisa mulai melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi inovatif.
Dengan dasar yang kokoh ini, mereka dapat mulai mengembangkan ide-ide baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Tahap 4: Prototype (Buat Prototipe Solusi)
Pada tahap prototype, tim desain menghasilkan beberapa versi produk yang disederhanakan atau fitur-fitur khusus untuk mengeksplorasi solusi yang dihasilkan dalam fase ide. Prototipe ini diuji secara internal dalam tim, di departemen berbeda, atau dengan kelompok kecil di luar tim. Ini adalah tahap eksperimen untuk menemukan solusi terbaik untuk persoalan yang diidentifikasi sebelumnya.
Setiap solusi diimplementasikan dalam prototipe dan dievaluasi berdasarkan pengalaman pengguna, untuk kemudian diterima, diperbaiki, atau ditolak. Di akhir tahap, tim memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai keterbatasan produk dan masalahnya, serta pengalaman pengguna yang sesungguhnya.
Tahap 5: Test (Uji Coba Solusi)
Di tahap akhir ini, desainer atau evaluator melakukan pengujian produk lengkap dengan solusi terbaik yang diidentifikasi dari tahap prototipe. Meskipun ini tahap terakhir dalam model lima tahap, dalam proses berulang seperti design thinking, hasilnya sering digunakan untuk mendefinisikan ulang masalah lebih lanjut.
Peningkatan pemahaman ini membantu dalam menyelidiki kondisi penggunaan, perilaku, dan persepsi pengguna terhadap produk. Ini bisa mengarah pada iterasi lebih lanjut dan perbaikan untuk memaksimalkan pemahaman tentang produk dan orang yang akan menggunakannya.
Design thinking memberikan pendekatan sistematis dan kreatif dalam memecahkan masalah kompleks dengan fokus pada pengguna. Dengan lima tahapan di atas, tim dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan berdaya guna. Pemahaman mendalam tentang pengguna dan iterasi berkelanjutan akan membawa peningkatan produk yang signifikan.